Diperkaya dengan efek CGI yang memanjakan mata dan mengundang takjub. Sound effect yang digunakan semakin realistis sehingga penonton seolah-olah masuk ke dalam film yang disaksikannya.
Saat ini, banyak film-film jadul yang di remake dengan pemeran-pemeran baru dan disajikan dengan kualitas gambar yang jernih serta alur yang lebih fresh.
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss yang pertama kali ditayangkan pada tahun 2016 merupakan salah satu film hasil remake dari seri Warkop DKI di tahun 80-an.
Diperankan oleh Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G Bastian sebagai Kasino, dan Tora Sudiro sebagai Indro, film ini cukup sukses di pasaran dan berhasil menggaet lebih dari 6 juta penonton di bioskop.
Dari segi teknik dan efek yang digunakan, tentunya Warkop DKI Reborn unggul. Namun apakah dapat selucu dan se-menghibur Warkop DKI jadul?
Katakanlah film komedi jadul masih lebih baik dari film komedi saat ini. Lalu bagaimana dengan genre film lainnya?
BACA JUGA:Peserta BPJS Kesehatan Diminta Waspada Penipuan Modus Care Center Terbaru
Film horror misalnya.
Film-film horror Indonesia di awal tahun 2000an sangat kental dengan unsur vulgar. Banyak terdapat adegan dewasa dan tidak senonoh.
Aktris yang memerankannya harus mengenakan pakaian yang sangat terbuka untuk menarik penonton. Tidak ada kesan horror sama sekali. Jatuhnya seperti film biru berkedok horror.
Seiring berjalannya waktu, pengawasan KPI terhadap film-film tanah air semakin ketat. Industri-industri film tidak banyak lagi memproduksi film horror bernuansa vulgar.
Perubahan ini bisa dibilang suatu kemajuan bagi perfilman horror Indonesia. Yang disajikan murni mengundang rasa takut. Beberapa film horror Indonesia saat ini juga ada yang merupakan hasil remake dari film horror jadul. Pengabdi Setan dan Ratu Ilmu Hitam, misalnya.
Revolusi film Indonesia tidak terlepas dari people interest dan sudut pandang masyarakat. Tentunya dalam membuat sebuah film, rumah produksi akan menentukan terlebih dahulu audiens yang ingin diraihnya.
Bisa jadi, perkembangan film di Indonesia dipengaruhi oleh minat penonton yang terus berubah dari generasi ke generasi. Masyarakat saat ini memiliki gaya hidup yang mungkin berbeda dari masyarakat dahulu.
Orang-orang tua kita mungkin akan terhibur menonton Warkop DKI, tapi belum tentu anak-anaknya dapat terhibur juga. Kita mungkin terhibur dengan film-film yang dipenuhi efek CGI, tapi belum tentu orang-orang tua kita bisa menikmatinya juga. Mereka mungkin akan berkomentar, “Ah, film ga masuk akal!” dan fakta itu sering terjadi.
Perkembangan film Indonesia menjadi bukti nyata dari perubahan gaya hidup serta daya tarik masyarakat dari masa ke masa. Perkembangan ini juga merupakan wujud kreativitas anak bangsa dalam memajukan perfilman Indonesia.