RADARMETRO - Rencana gelaran Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Lampung menuai protes dari kalangan masyarakat.
Itu menyusul syarat pelaksanaan O2SN yang mewajibkan peserta membayar uang sebesar Rp300.000 sebagai biaya pendaftaran.
Syarat tersebut dinilai cukup memprihatinkan dan memberatkan peserta.
Terlebih gelar O2SN merupakan ajang pencarian bakat olahraga pelajar, bukan sebaliknya sebagai kejuaraan.
Protes tersebut disampaikan sejumlah pelatih dan orangtua atlet baik dari Kota Metro, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Kabupatem Tanggamus.
Para atlet memprotes rencana pelaksanaan O2SN yang dinilai memberatkan siswa.
Seperti dikatakan David pelatih King Bhroter yang mengaku sejak tahun 2005 mengikuti O2SN baru kali ini pelaksaan O2SN yang mewajibkan peserta membayar biaya pendaftaran sebesar Rp300 ribu.
"Bener dari 2005 aku ikut kegiatan O2SN ini baru ada biaya pendaftaran," ujarnya, Senin (7/8/2023).
Ia mengaku terkejut dengan petunjuk teknis (Juknis) pelaksaan O2SN yang dikeluarkan oleh Ikatan Guru Olahraga Nasional (IGORNAS) Provinsi Lampung sebagai penyelenggara O2SN tersebut.
"Ini juknis kegiatan O2SN siapa yang belum ada, tapi sekali ini kegiatan O2SN seperti perlombaan biasa ada pendaftarannya," katanya.
Sejumlah cuitan masyarakat juga disampaikan melalui grup-grup Whatsapp. Warga mempertanyakan ketentuan biaya pendaftaran pelaksaan O2SN.
"Kok bisa ya O2SN pakai uang pendaftaran? Kan ini bukan kejuaraan, tapi mencari bakat pelajar berprestasi dari cabang olahraga, mohon ijin kalo salah komentar namanya juga mamak rempong," ujar Ida.
BACA JUGA:BMKG Minta Warga Pesisir Lampung Waspada Potensi Gelombang Tinggi
Cuitan lain juga disampaikan orangtua siswa. Mereka menyayangkan adanya biaya pendaftaran tersebut.
"Boro boro siswanya di pikirkan akomodasi, makan, snack, istirahat dan lain lain karena sudah membawa nama kabupaten masing-masing. Malah dibebankan biaya pendaftaran pula," cetus pelatih renang lainnya.