RADARMETRO - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung menegaskan NU tidak pernah melarang warga Nahdiyin untuk bergabung dengan salah satu partai politik.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PWNU Lampung Puji Raharjo. Puji mengatakan pihaknya memberikan kebebasan bagi warga Nahdiyin Lampung untuk menentukan pilihan politik dan akan menghormati pilihan tersebut.
"Kami mengakui adanya perbedaan kecenderungan politik antara warga NU di daerah perdesaan dan wilayah perkotaan.
Namun Kami menghargai pilihan politik mereka dan mendukung independensi dalam menentukan pilihan," kata Ketua PWNU Lampung Puji Raharjo, di Bandarlampung, dikutip dari Antara, Jumat (11/8/2023).
Puji menuturkan meskipun tidak terlibat dalam politik praktis, politik NU adalah politik kenegaraan dan kebangsaan dimana NU berdiri diatas semua partai politik.
"Kami berkomitmen untuk menjaga jarak yang sama terhadap semua partai politik, membebaskan warga NU untuk memilih partai atau kandidat terbaik yang tidak merugikan organisasi ini," ujarnya.
Puji mengingatkan ada sembilan pedoman berpolitik hasil Muktamar NU di Krapyak, Yogyakarta, pada tahun 1989 yang dapat dijadikan acuan bagi Nahdiyin dalam menentukan pilihan politik.
"Pedoman itu mencakup prinsip-prinsip seperti berpolitik dengan moral, etika, dan budaya yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, dan berpolitik dengan kejujuran nurani dan moral agama," jelas Puji.
Sebelumnya beredar video eks Bupati Lampung Barat yang juga Ketua DPC PDIP Lampung Barat, Parosil Mabsus, melarang sejumlah warga NU atau Nahdiyin untuk bergabung ke PAN dan PKS.
Hal itu disampaikan Parosil saat menjadi pembicara dalam acara Pendidikan Dasar kader Nahdlatul Ulama (NU) di MTS AL-Hikmah, di Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat pada Minggu (6/8/2023).
"Mungkin hari ini ada di antara kalian yang ikut pendidikan ini mungkin di luar dari partai saya (PDIP) ataupun partai Mas Jafar (Ketu DPC PKB Lampung Barat).
Mungkin ada di kuning, mungkin ada di hijau," kata Parosil dalam video tersebut.
"Yang penting jangan masuk yang dua, karena yang dua ini berbeda pemahamannya dengan kita.
Yang pertama itu Partai Amanat Nasional (PAN) karena itu organisasinya Muhammadiyah yang kedua PKS. Kalau yang lain monggo-monggo wae," lanjutnya.