RADARMETRO - Fenomena iklim panas berkepanjangan alias El Nino membuat wilayah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mengalami krisis air. Mulai dari sektor pertanian hingga air bersih konsumsi warga, Jumat (18/8/2023).
Badan Nasional Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan mencatat ada dua desa yang mengalami penyusutan debit sumber air sumur secara signifikan sejak badai El Nino menerpa Indonesia.
Akibatnya 1.466 warga di Dukuh Gutomo, Desa Gutomo, Kecamatan Karanganyar dan Dukuh Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan Kajen, mengalami krisis air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pekalongan melalui BPBD setempat menurunkan bantuan pasokan air bersih untuk warga setiap dua kali dalam sepekan.
"Saat ini sudah ada dua desa yang mengajukan bantuan dropping air bersih," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo seperti dilansir radarpekalongan.disway.id .
"Jumlah terdampak 186 kepala keluarga atau 346 jiwa, dan di Desa Sambiroto, Kecamatan Kajen, dengan jumlah terdampak 280 kepala keluarga atau 1120 jiwa," imbuhnya.
BACA JUGA:Waspada Dampak El Nino, Pemkot Metro Aktif Pantau Harga dan Stok Bapok
Budi mengatakan hingga pertengahan Agustus ini baru dua desa yang mengajukan bantuan pasokan air. Menurutnya fenomena El Nino akan mengancam 12 desa lainnya di Kabupaten Pekalongan.
"Sesuai dengan prediksi kami sudah petakan desa yang biasanya mengalami kekeringan itu di enam kecamatan di 12 desa. Kalau ini masih dua desa, masih ada kemungkinan untuk meluas," ungkapnya.
Hal itu, kata Agus, lantaran diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan , Geofisika (BMKG) bahwasanya puncak badai El Nino di Indonesia akan berlangsung pada Agustus-Oktober 2023.
"Prakiraan BMKG untuk puncak kering ini masih sampai bulan Oktober 2023," ucapnya.
Untuk mengantisipasi itu semua, Pemerintah Kabupaten Pekalongan berencana akan menggandeng PDAM setempat untuk menyediakan pasokan air bersih.
Di sisi lain, musim tanam (MT) dua di sejumlah wilayah Kabupaten Pekalongan juga terancam gagal panen terlebih-lebih bagi petani yang mengandalkan air dari irigasi.
Untuk daerah irigasi Sragi debit sungainya 1.229 liter perdetik. Padahal, debit kebutuhan airnya 2.648 liter perdetik untuk mengairi area pertanian seluas 3.212 hektare.
BACA JUGA:Waspada Dampak El Nino di Metro, DKP3 Gandeng OPD Jaga Produksi Pertanian