RADARMETRO - Dampak fenomena El Nino tampaknya mulai dirasakan masyarakat di Kota Metro. Ini terutama sejumlah petani di wilayah Kelurahan Hadimulyo Timur, Kecamatan Metro Pusat. Di mana lahan pertaniannya mulai kekeringan dan terancam gagal panen.
Iwan salah seorang petani setempat mengaku kondisi kekeringan tersebut sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Terlebih sejak tanam hingga kini lahan sawahnya baru mendapatkan jatah air sekali.
"Ya sejak tanam sampai sekarang cuma sekali dapat airnya. Pernah saya semprot rumput, cuma harusnya kan dapat air dalam waktu tiga hari, tapi ini tidak dapet jatah air, makanya semakin mati padinya," keluhnya, Jumat (1/9/2023).
Menurutnya, pada musim tanam ini ia menanam seperempat bagian lahan sawahnya. Biasanya dari hasil tanam tersebut ia bisa mendapatkan panen 1,5 ton gabah.
"Tapi karena ini kekeringan, kekurangan air ya gagal panen. Kalau dihitung kerugiannya ya sampai puluhan juta," ujarnya.
Foto: Kekeringan Terancam Gagal Panen-(Ria Riski A.P)-
BACA JUGA:Waspada Dampak El Nino, Petani Diimbau Tak Jual Hasil Panen
Karenanya ia mengaku hanya bisa pasrah akan nasibnya yang mengalami gagal panen. Terlebih biasanya musim panen bisa terjadi pada bulan pertengahan September mendatang.
"Ya mau gimana lagi, aturanya pertengah bulan depan ini bisa panen. Tapi sekarang sedih liat gabahnya suda mau mati," keluhnya.
Kondisi tersebut, kata dia, ditambah dengan harga gabah yang kian naik. Bahkan per kilogram gabah kini naik hingga Rp6.300 per kg.
"Sekarang ini lihat padinya aja sudah sedih. Apalagi harga gabah sekarang juga sudah naik sampai harga Rp.6.300 per kg. Padahal biasanya panen tanggal 20 September, tapi hasil seperti ini," tuturnya.
Sebelumnya dikonfirmasi awak media, Walikota Metro Wahdi mengaku untuk di Kota Metro fenomena El Nino belum berdampak besar. Menurutnya, hingga kini ia belum mendapatkan laporan daerah yang terdampak kekeringan.
BACA JUGA:Cegah Dampak El Nino, Pemkab Mesuji Sirami Jalan dan Bagikan Masker
"Untuk di Metro, alhamdulillah belum ada laporan kekeringan. Dari jumlah hasil pertanian kita sampai saat ini itu satu hektar kita masih menghasilkan 5,6 ton. Jadi belum, tapi tetap akan kita lakukan antisipasi," jelasnya.