RADARMETRO - Direktur Rumah Sakit Umum HM Ryacudu Kotabumi dr Aida Fitriah S mengakui kondisi Rumah Sakit Umum Ryacudu yang sepi pasien, tidak seperti tahun 2019 ke bawah.
Hal itu disampaikannya saat dikonfirmasi media ini di ruang kerjanya, Senin (9/10/2023).
"Salah satu penyebab terbesarnya itu karena kita sering mengalami keterbatasan dan kekosongan obat, yang mana ceritanya ini cukup panjang ya, dimana tahun 2019 kita terhutang lumayan besar sekitar Rp11 miliar dengan obat-obatan sampai dengan 2021, waktu itu, dan Alhamdulillah hutang itu sudah selesai. Cuma ya itu, jadi karena memang masih banyak vendor yang belum lunas, artinya gini, tahun 2019, 2020 kita terbayarkan hutangnya tapi akhirnya sebagi imbasnya ya, kita berhutang lagi gitu loh, dan sekarang ini kita sedang mengatasi hutang tahun 2021 sampai saat ini sebesar Rp5 miliar sampai Rp6 miliar," jelasnya.
BACA JUGA:Miris, RSUD Ryacudu Lampung Utara Sepi Pasien
"Jadi karena ketersedian obat gak ada, banyak yang harus beli keluar ya akhirnya pasien juga enggan untuk dirawat di sini," ucap dr Aida yang didampingi dr Cholid.
Sebenarnya permasalahan ini sudah disampaikan kepada pemerintah daerah, tapi memang kondisi keuangan pemerintah daerah saat ini belum memungkinkan untuk menambah anggaran.
Sehingga RSU harus bisa menyikapi anggaran yang ada agar rumah sakit ini tetap berjalan.
"Harapan saya mudah-mudah ke depan, operasional rumah sakit dapat dibantu oleh pemerintah daerah, jadi saya bisa lebih fokus untuk setiap bulan bisa untuk jasa pelayanan," tegasnya.
BACA JUGA:Imbas Proyek Dikerjakan Berbulan-bulan, Jalan Alternatif di Metro Pusat Rusak
"Jadi pendapatan kami tiap bulan dapat untuk menyicil hutang, termasuk hutang jaspel, obat, dan lain lain, kalau hutang terselesaikan, masukan obat lancar, ya gak ada kendala lagi dengan pasien," pungkasnya.