RADARMETRO - Kemarin, seperti biasa saya melintasi kawasan Terminal Rajabasa.
Cukup sedih, terminal ini tampak sepi, kumuh dan he he he ! Jadi teringat cerita terminal ini awal-awal 90an.
Aktivitas penumpang di Terminal Rajabasa, Bandarlampung sudah cukup lama terpantau sepi.
Kondisi sepinya Terminal Rajabasa, menurut saya sudah cukup lama bahkan sepertinya sebelum era pandemi Covid-19 merebak.
Di dalam terminal terdapat sedikit sekali armada bus yang beroperasi tingkat keterisian penumpang juga sangat rendah, mungkin kurang dari 10 (sepuluh) orang.
Sekadar pembanding saja, di Kuala Lumpur, kota yang cukup modern, terminalnya masih tertata tapi dan ramai.
Kita dapat menggunakan bus untuk perjalanan jauh, seperti Malaka atau Johor misalnya.
BACA JUGA:Desa Transmigrasi di Tengah Kebun Tebu SGC Akan Definitif
Ah aku kok jadi gimana ya? Kebayang nih pakar transportasi Unila, kemana ya? Semangat, semangat, semangat !
Kita memang banyak menemukan kondisi terminal pada hampir pada semua tipe, yang tidak berfungsi (optimal) di negara +62 ini.
Berbagai upaya untuk mengaktifkan teminal seperti menemui jalan buntu.
Mulai dari memperbaiki terminal sehingga terlihat lebih menarik hingga memperbesar area layanan terminal.
Namun hal itu tidak juga kunjung membuat terminal-terminal itu menjadi growth center area di kawasan.
Banyaknya terminal bayangan dan/atau terminal pribadi di Bandarlampung ditengarai menjadi penyebab terminal resmi Rajabasa kita sehingga ditinggalkan.
Beberapa bus atau travel bahkan membuat terminalnya sendiri he he he.