RADARMETRO - Sebanyak 25 ekor sapi di Kota Metro terpapar Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Penyakit yang disebabkan virus cacar pox tersebut menyerang dibeberapa wilayah di Kecamatan Metro Timur dan Metro Selatan.
Dikonfirmasi awak media, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Hery Wiratno membenarkan penemuan penyakit tersebut. Ia mengatakan, dari 25 ekor ternak yang terpapar tersebut diantaranya ditemukan di wilayah Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur dan Metro Selatan.
"Di Metro Timur ada 11 ekor yang positif. Sedangkan di Kecamatan Metro Selatan kita temukan ada 14 ekor. Kita masih telusuri lagi berapa ternak lainnya kecamatan lain," terangnya, Rabu (3/5/2023).
Foto : Pengobatan pada Ternak yang Terpapar Penyakit LSD.-(Ria Riski A.P)-
Ia menjelaskan, untuk saat ini pihaknya tengah gencar melakukan pengobatan pada ternak yang terpapar tersebut. Ini seperti dilakukan di Kelurahan Yosodadi di Kandang Komunal milik Syaiful dengan pengobatan pada 5 ekor sapi yang terpapar. Kemudian pemberian vitamin untuk 1 ekor sapi milik Syaiful.
BACA JUGA:Tigabelas Kali Berturut, Pemkot Metro Raih Penghargaan WTP dari BPK RI
"Kita juga lakukan pengobatan di Kandang Pak Tugiman pada 1 ekor sapi dengan antibiotik dan vitamin. Lalu pengobatan juga dilakukan pada 2 ekor sapi milik Pak Samingan dan 2 ekor sapi milik Pak Sarmin/Mamin. Sedangkan milik Pak Jumali kita juga lakukan pengobatan untuk 1 ekor sapi," bebernya.
Menurutnya, sejumlah sapi yang terpapar LDS tersebut rata-rata mengalami gejala munculnya benjolan di tubuh masing-masing ternak. Meski demikian ada beberapa ternak yang tidak mengalami gejala meski sudah terpapar penyakit tersebut.
"Hewan yang terpapar juga ditandai dengan ternak yang mengalami demam, tidak nafsu makan serta muncul nodul vaskulitis, nekrotis, dan adena di bagian kepala, leher, ambing dan kaki. Bahkan nodul ini juga menyebar ke seluruh tubuh hewan ternak yang terinfeksi. Selain itu juga akan muncul leleran kental di mata dan hidung ternak. Pada ternak yang terinfeksi virus ini juga akan mengalami pembengkakan Limfonodus," jelasnya.
Diakuinya, penularan penyakit tersebut terjadi pada kontak langsung hewan sakit dan sehat. Penularan juga dapat terjadi melalui serangga yang membawa virus. Namun penularan tidak langsung melalui kontak peralatan kandang yang terkontaminasi.
"Ciri-ciri hewan yang terpapar virus ini akan mengalami kekurusan dan kerusakan karkas. Kemudian terjadi penurunan produksi susu dan mastitis, gangguan reproduksi dan abortus serta kerusakan pada kulit," bebernya.
BACA JUGA:Pengamat: Jokowi Beri Sinyal Dukung Prabowo Capres Koalisi Kebangsaan
Ia menambahkan, upaya pencegahan dilakukan dengan melakukan vaksinasi pada hewan yang sehat. Kemudian melakukan pembatasan pada daerah yang tertular. "Selain itu kita juga telah melakukan sanitasi pada kandang. Bagi peternak juga kita imbau untuk memberikan disinfektan pada kandang," tukasnya.