RADARMETRO - (Rabu, 09/07/2024). Sebuah pelajaran penting yang selalu saya ingat adalah bahwa cara paling cepat mengenali budaya lokal suatu daerah adalah melalui makanannya.
He he he , selamat pagi sahabat semua. Semoga hari ini tetap menjadi hari BAIK kita. Seperti biasa, kita kasih pantun dulu ya gaes !
Buah anggur buah kedongdong
Buat yang lagi pade nganggur
Ayo baca lagi dong !
Bicara soal kuliner Lampung memang tidak ada habisnya. Kebiasaan "Ulun" Lampung sangat mementingkan "Mengan bangek, pedom bangek dan ngobrol bangek" artinya "Makan enak, tidur enak dan ngobrol enak" (bukan mising bangek yew), membuat kuliner Lampung pantas menjadi warisan tak benda Indonesia. Bersyukur sekali bagi ente yang dapat istri gadis Lampung. Orang tua dulu selalu menyiapkan anak gadisnya untuk pintar masak, pintar buat kue dan pintar nyulam (membuat sulaman). Tidak heran kalau gadis Lampung (mulei) ketika menikah selalu saja membahagiakan suaminya dengan aneka makanan dan kue-kue yang enak alias maknyus.
BACA JUGA:Ondol-ondol, Cemilan Maknyus, Tak Lekang Oleh Waktu
Memang kurang lengkap kalau di negeri berjuluk "Sai bumi rua jurai" ini kita tidak mencicipi kuliner lokalnya yang luar biasa maknyus. Salah satu kuliner khas warisan leluhur "ulun" Lampung adalah "Sekubal".
Pada hari Minggu kemarin, saat jalan-jalan pagi di pasar Way Halim, saya sangat gembira menjumpai pedagang yang menjajakan sekubal. Seorang sahabat menjapri saya, dimana membeli sekubal. “masuk pasar way halim, dari arah masjid. Tidak terlalu jauh di sebelah lapak daging, kita menjumpai seorang lelaki paruh baya yang menjual sekubal. Disini sejubal dibanderol dengan harga Rp. 10rb saja”, ujarku.
Pada hari-hari biasa, sekubal memang agak sulit ditemukan. namun demikian, kalau ente mau ngopi lahhang bersama Presiden Indonesia sambil menikmati sekubal, ente bisa datang ke Nuwono Tasya, rumahnya ulun Lampung. Mereka ngopi lahhang di sini dengan ditemani pisang muli, kue legit dan sekubal.
Sekubal atau segubal ini merupakan khas yang sejak dahulu menjadi penganan hampir di seluruh wilayah provinsi Lampung.
BACA JUGA:BPN Bakal Ganti Sertipikat Konvensional Menjadi Sertipikat Elektronik
Sebentar, jadi teringat ibu mertua "Alm. Taryati" yang pada momen lebaran selalu membuat sekubal dan membagikannya kepada sanak keluarga yang datang dari luar Lampung.
Sekilas, sekubal memang mirip dengan lemang khas Sumatera Barat.!Keduanya memang memiliki bahan dasar yang sama yaitu ketan dan santan kelapa. Namun demikian, karena keduanya berbeda dalam proses pembuatan dan proses memasaknya, rasanyapun berbeda.
Sekubal yang dibungkus daun pisang berbentuk bulat memanjang ini juga mirip dengan lontong. Bedanya lontong berbahan beras dan sekubal terbuat dari ketan. Karena bahannya ketan yang lengket, sekubal ini merepresentasikan sikap hidup ulun Lampung yang harus selalu lengket alias bersatu dengan semua keluarga alias sekelik.