Nikmatnya Sekubal dan Ngopi Lahhang Bareng Presiden di Nuwono Tasya, Jak Gham Lampung

Kamis 11-07-2024,11:37 WIB
Reporter : Admi Syarif
Editor : Devi Oktaviansyah

RADARMETRO - (Rabu, 09/07/2024). Sebuah pelajaran penting yang selalu saya ingat adalah bahwa cara paling cepat mengenali budaya lokal suatu daerah adalah melalui makanannya.

He he he , selamat pagi sahabat semua. Semoga hari ini tetap menjadi hari BAIK kita. Seperti biasa, kita kasih pantun dulu ya gaes !

Buah anggur buah kedongdong

Buat yang lagi pade nganggur 

Ayo baca lagi dong !

Bicara soal kuliner Lampung  memang tidak ada habisnya. Kebiasaan "Ulun" Lampung sangat mementingkan  "Mengan bangek,  pedom bangek dan ngobrol bangek" artinya "Makan enak, tidur enak dan ngobrol enak" (bukan mising bangek yew), membuat kuliner Lampung pantas menjadi warisan tak benda Indonesia.  Bersyukur sekali bagi ente yang dapat istri gadis Lampung. Orang tua dulu selalu menyiapkan anak gadisnya untuk pintar masak, pintar buat kue dan pintar nyulam (membuat sulaman). Tidak heran kalau gadis Lampung (mulei) ketika menikah selalu saja   membahagiakan  suaminya dengan aneka makanan dan kue-kue yang enak alias maknyus. 

BACA JUGA:Ondol-ondol, Cemilan Maknyus, Tak Lekang Oleh Waktu

Memang  kurang lengkap  kalau  di negeri berjuluk "Sai bumi rua jurai" ini kita tidak mencicipi kuliner lokalnya yang luar biasa maknyus. Salah satu kuliner khas  warisan leluhur "ulun" Lampung  adalah "Sekubal". 

Pada hari Minggu kemarin, saat jalan-jalan pagi di pasar Way Halim, saya sangat gembira menjumpai pedagang yang menjajakan sekubal. Seorang  sahabat menjapri saya, dimana membeli sekubal. “masuk pasar way halim, dari arah masjid. Tidak terlalu jauh di sebelah  lapak daging, kita menjumpai seorang lelaki paruh baya yang menjual sekubal. Disini sejubal dibanderol dengan harga Rp. 10rb saja”, ujarku.

Pada hari-hari biasa, sekubal memang agak sulit ditemukan. namun demikian, kalau ente mau ngopi lahhang bersama Presiden Indonesia sambil menikmati sekubal, ente bisa datang ke Nuwono Tasya, rumahnya ulun Lampung. Mereka ngopi lahhang di sini dengan ditemani pisang muli, kue legit dan sekubal. 

Sekubal atau segubal ini merupakan khas yang sejak dahulu menjadi penganan  hampir di seluruh wilayah provinsi Lampung.

BACA JUGA:BPN Bakal Ganti Sertipikat Konvensional Menjadi Sertipikat Elektronik

Sebentar, jadi teringat ibu mertua "Alm. Taryati" yang  pada momen lebaran selalu membuat sekubal dan membagikannya kepada sanak keluarga yang datang dari luar Lampung.

Sekilas, sekubal memang mirip dengan lemang khas Sumatera Barat.!Keduanya memang memiliki bahan dasar yang sama yaitu ketan dan santan kelapa. Namun demikian, karena  keduanya berbeda dalam proses pembuatan dan proses memasaknya, rasanyapun berbeda.

Sekubal yang dibungkus daun pisang berbentuk bulat memanjang ini juga mirip dengan lontong. Bedanya lontong berbahan beras dan  sekubal terbuat dari ketan. Karena bahannya ketan yang lengket, sekubal ini merepresentasikan sikap hidup ulun Lampung yang harus selalu lengket alias bersatu dengan semua keluarga alias sekelik.

Kategori :