Atasi Masalah Banjir, Pemkot Metro Mulai Lakukan Normalisasi Saluran Air

Jumat 02-08-2024,07:15 WIB
Reporter : Ria Riski AP
Editor : Devi Oktaviansyah

KOTAMETRO, RADARMETRO.DISWAY.ID - Pemerintah Kota Metro melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mulai melaksanakan proyek normalisasi saluran pembuangan air. 

Kali ini normalisasi dilakukan pada  saluran pembuangan air di anak Sungai Way Bunut di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Barat.

Dikonfirmasi awak media, Walikota Metro Wahdi mengatakan normalisasi saluran air tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah banjir. Ini terutama banjit yang sering terjadi di wilayah khususnya di depan Jalan Bambu Kuning.

Adapun proyek normalisasi ini meliputi dilakukan pada area sepanjang 85 meter dan lebar 55 meter. Proyek tersebut dikerjakan dengan cara melakukan rekonstruksi ulang saluran pembuangan air.

Di mana proyek tersebut dikerjakan dengan melakukan pembongkaran saluran existing yang telah dipenuhi oleh sedimentasi. Kemudian dilakukan pembangunan saluran baru.

BACA JUGA:Dinilai Beropini, Diskominfo Metro Minta Hak Jawab

"Dari hasil monitoring kita melihat pekerjaan perbaikan infrastruktur dan sistem drainase. Ini untuk mengatasi banjir yang seringkali terjadi di Jalan Imam Bonjol," terangnya, Rabu 31 Juli 2024.

Menurutnya, proyek pembangunan tersebut dikerjakan dengan melakukan pelebaran drainase di sisi kanan. Ini lantaran di sisi lain sudah banyak yang tertutup.

Diakui Wahdi, Pemkot Metro telah menyiapkan master plan untuk pembangunan sistem drainase terintegrasi.

Di mana hal ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi di beberapa wilayah Kota Metro. Kendati demikian Wahdi menyebut bahwa pembangunan sistem drainase terintegrasi ini tidak bisa dilakukan secara cepat.

BACA JUGA:Tekan Penumpukan Sampah, Pemkot Metro Gencarkan Program GELIAT

"Sistem drainase terintegrasi ini akan membangun sistem drainase dari hulu ke hilir. Yakni mulai dari titik pengumpulan air hingga ke saluran pembuangan," bebernya. 

Terlebih kata Wahdi, wikayah Kota Metro tersebut memiliki kondisi tanah yang tanah mirip seperti bukit teletabis.

"Banyak kanal yang tertutup. Sehingga harus dilakukan revitalisasi dan membutuhkan biaya yang besar,"  tukasnya.

Kategori :