Bantuan Beras di Tiyuh Sumber Rejo Jadi Ajang Pungli

Jumat 23-08-2024,09:25 WIB
Reporter : Rusman
Editor : Devi Oktaviansyah

TUBABA, RADARMETRO.DISWAY.ID - Program bantuan ketahanan pangan presiden RI Joko Widodo untuk bantuan masyarakat miskin di seluruh Indonesia, diduga menjadi ajang pungutan liar (pungli) oleh oknum dan aparatur Tiyuh (Desa) Sumber Rejo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung. 

Hal tersebut disampaikan satu di antara warga penerima bantuan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) beras sejumlah 10 kilogram di tiyuh setempat yang enggan namanya disebutkan.

“Ya, setelah beras kami ambil dan kami bawa ke rumah, tidak selang lama ada aparatur tiyuh ke rumah saya, dia bilang untuk pengambilan beras 10 kilogram harus membayar Rp20 ribu, jika tidak mau bayar maka pembagian beras tahapan berikutnya kami tidak akan mendapatkan lagi,” katanya saat dijumpai di kediamannya pada Kamis, 22 Agustus 2024 sekira pukul 12:51 WIB. 

Kata dia, secara langsung dirinya sudah mendapat  pengancaman dari pihak oknum aparatur tiyuh. 

Sebab, bila tidak membayar uang sebesar Rp20 ribu, bulan berikutnya tidak akan menerima bantuan beras tersebut.

BACA JUGA:Perkara Dugaan Jual Beli Proyek APBD Lamteng Berlanjut, Korban Minta KPK Telusuri Aliran Dana Proyek Tipu-Tipu

“Penarikan uang Rp20 ribu itu, alasan mereka akan digunakan untuk kegiatan festival yang akan digelar pada 24 Agustus 2024 mendatang,” katanya. 

Hal senada dikatakan oleh UP (50), warga RK 2. Menurutnya, untuk pengambilan beras tersebut memang benar ada pembayaran uang sebesar Rp20 ribu.

“Jujur mas saya dapat satu sak beras kemasan 10 kilogram, dan itupun dikabari oleh Pak RT datang ke rumah nyuruh ngambil berasnya. Tetapi disuruh bayar Rp20 ribu, alasannya untuk sumbangan perayaan Festival 17 Agustus, ya saya kasih lah,” jelasnya. 

Sementara itu, berdasar data yang diperoleh di lapangan terdapat program ketahanan pangan di tiyuh setempat. 

Namun diduga program tersebut dialihfungsikan untuk pembangunan pagar bagian belakang balai desa, dan pembuatan kolam ikan dengan anggaran mencapai Rp130 juta bersumber dari Dana Desa (DD) tahap 1 dan 2.

Sementara itu, terdapat pula pembangunan tugu tiyuh setempat yang menelan anggaran berkisar Rp93 juta dari anggaran DD tahun anggaran 2024 tahap 1 yang terkesan pembangunannya  diduga tidak sesuai. 

Sebab, pembangunan tugu tersebut baru hitungan seumur jagung terdapat keretakan di sejumlah dinding bangunan, bahkan kurang terawat. 

Selain itu, terdapat juga kegiatan pembongkaran Water Closet (WC) dua pintu pada balai tiyuh setempat dengan anggaran Rp2.700.000 juga bersumber dari anggaran DD tahap 1. 

Kemudian terdapat juga program pengadaan untuk produksi peternakan dengan menggunakan alat produksi senilai Rp18 juta yang juga bersumber dari DD tahap 1.

Kategori :