Oleh : Andre Hariyanto, Ketua Majelis Syuro Mahasiswa Hybrid KPI STAIL & Alumni Pesantren Bisnis Indonesia
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman hidup dan sumber petunjuk bagi seluruh umat manusia. Tidak hanya sebagai tuntunan spiritual, Al-Quran juga membawa ketenangan bagi siapa saja yang membacanya dengan khusyuk.
Mengapa demikian? Karena Al-Quran adalah cahaya ilahi yang mampu menyejukkan hati dan pikiran, membawa kedamaian yang sejati.
Saat membaca ayat-ayatnya, hati seolah bernyanyi dengan nada-nada cinta dan kasih sayang yang indah.
Rasanya seperti melantunkan sebuah lagu yang tidak ingin berhenti, karena setiap kata dalam Al-Quran memberikan ketenangan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya membaca, tetapi juga menghafal dan memahami Al-Quran. Dengan begitu, insyaAllah Al-Quran akan menjadi syafaat kita di akhirat nanti.
Maka dari itu, mari kita menjadikan Al-Quran sebagai sahabat sejati dalam hidup kita. Mungkin bagi yang masih lajang, istilahnya adalah ‘bermesraan dengan Al-Quran’ seperti layaknya pasangan suami-istri yang saling mencintai.
Berikut adalah delapan prinsip yang dapat membantu kita menghayati dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari:
1. Menghafal Tidak Harus Hafal Sepenuhnya
Allah memberi kemampuan yang berbeda-beda kepada setiap orang dalam menghafal. Bahkan, Imam Asim, seorang ulama besar dalam ilmu qiraat, membutuhkan waktu 20 tahun untuk menghafal Al-Quran.
Target menghafal bukanlah seberapa cepat kita hafal, tetapi seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk berinteraksi dengan Al-Quran.
--
2. Jangan Terburu-Buru, Tapi Jangan Ditunda
Ketika sudah menetapkan waktu untuk menghafal, seperti dari pukul 6 hingga 7 pagi, maka fokuslah pada durasi itu, bukan jumlah ayat yang dihafal.
Nikmati prosesnya, jangan merasa terburu-buru untuk pindah ke ayat berikutnya sebelum ayat yang pertama benar-benar tertanam dalam ingatan.