Dengan begitu siswa dan siswi dapat menyisihkan minimal Rp 1.000 untuk infak. Diakuinya, hal tersebut penting selain melaksanakan perintah agama juga dalam rangka meningkat jiwa sosial anak untuk peduli kepada sesamanya.
Ia menjelaskan, bahwa setelah program ini diluncurkan untuk para siswa siswi, akan dilanjutkan sosialisasi kepada seluruh ummat Islam di Kota Metro.
Menurutnya, bila program tersebut direspon semua elemen masyarakat, maka tentunya dampaknya akan luar biasa. Khususnya bagi warga yang secara ekonomi saat ini kurang beruntung dan membutuhkan bantuan.
"Berdasarkan data di Dinas Sosial Kota Metro, saat ini ada 6,3% atau 14.000 warga yang hidup miskin. Bahkan ironisnya sekitar 2.500 warga yang belum tersentuh bantuan baik dari APBN maupun APBD," katanya.
BACA JUGA:Membaur dengan Masyarakat, Roma Doni Yunanto Gotong-royong di Mushola
"Bila program penghimpunan zakat, infak dan sedekah yang dilakukan BAZNAS Kota Metro ini disambut para Muzaki dan para Aghniya' (Pejabat dan orang kaya), upaya pemerintah Kota Metro menekan angka kemiskinan ini akan berhasil," jelasnya.
Oleh karena itu, BAZNAS Kota Metro mengharapkan dukungan dari Pemerintah Kota Metro, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Instansi Vertikal dan jajarannya.
Kemudian juga seluruh elemen masyarakat, tokoh politik seperti DPRD, unsur Forkopimda, BUMN, BUMD yang ada di Kota Metro dan para pengusaha serta perguruan tinggi di Kota Metro.
BACA JUGA:Selain Peningkatan SDM, Hadi Kurniadi Soroti Sistem Pengelolaan Sampah
"Kami akui BAZNAS Kota Metro saat ini terkait proses penghimpunan masih tertinggal dibanding dengan BAZNAS Kabupaten/Kota di Lampung. Tetapi kami akan terus bergerak mengejar ketertinggalan ini," ujarnya.
"Kami telah membentuk UPZ di OPD dan Instansi Vertikal dan sebagai payung hukum. Kemudian untuk operasional telah mengajukan draf Perwali yang saat ini dalam proses pembahasan di Bagian Hukum Sekretariat Pemerintah Kota Metro", paparnya.