QRIS Lintas Negara: Satu Kode, Banyak Peluang

QRIS Lintas Negara: Satu Kode, Banyak Peluang

Slamet Tedy Siswoyo, Mahasiswa Doktoral Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung--Ist

Membangun Inklusi Pembayaran dan Keadilan Digital

Oleh: Slamet Tedy Siswoyo, Mahasiswa Doktoral Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

 

RADARMETRO.DISWAY.ID -- Di zaman ketika ponsel pintar telah menggantikan dompet, cara kita membayar dan bertransaksi berubah dengan cepat. Kini, cukup satu kode QR, kita bisa membeli kopi di kafe, membayar ongkos parkir, hingga berbelanja di luar negeri. Inovasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi simbol nyata kemajuan sistem pembayaran nasional. Namun yang lebih menarik, kini Bank Indonesia telah membawa QRIS melangkah lebih jauh, melintasi batas negara.

Inisiatif QRIS lintas-negara bukan sekadar kemudahan teknologi. Ia membuka peluang baru bagi jutaan pelaku usaha kecil, wisatawan, dan masyarakat yang selama ini terpinggirkan dari sistem keuangan formal. Tetapi, seperti setiap kemajuan, peluang ini datang bersama tantangan besar: bagaimana memastikan inovasi digital tidak hanya memanjakan pengguna kota, tetapi juga menjangkau mereka yang berada di pinggiran ekonomi.

Menyatukan Asia Tenggara Lewat Satu Kode

Secara sederhana, QRIS lintas-negara memungkinkan pengguna aplikasi pembayaran dari Indonesia untuk bertransaksi di luar negeri, dan sebaliknya wisatawan asing bisa membayar di Indonesia dengan aplikasi dari negaranya. Nilai transaksi otomatis dikonversi sesuai kurs resmi antarbank.

Bayangkan Anda berlibur ke Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok hingga Tokyo. Tanpa perlu menukar uang tunai, cukup buka aplikasi pembayaran lokal Anda; OVO, GoPay, DANA, atau Livin’ lalu scan QR di kasir, dan transaksi selesai dalam hitungan detik. Begitu pula sebaliknya: wisatawan dari Singapura, Malaysia, Thailand hingga Jepang cukup memindai QRIS di Bali atau Yogyakarta, dan uang langsung masuk ke rekening merchant dalam rupiah.

Hingga pertengahan 2025, QRIS lintas-negara sudah terhubung dengan sembilan negara Asia, di antaranya Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, China dan Korea Selatan. Ini bukan hanya proyek teknis, tetapi bagian dari diplomasi ekonomi digital yang mempererat integrasi kawasan dan mengurangi ketergantungan pada jaringan pembayaran global berbasis dolar.

Menembus Batas Inklusi Keuangan

Di balik gemerlap ekonomi digital, Indonesia masih menyimpan fakta bahwa jutaan warganya belum memiliki rekening bank. Bagi mereka, dompet digital dan QRIS menjadi jalan pertama menuju sistem keuangan formal. Ketika fitur lintas negara hadir, peluangnya menjadi berlipat ganda.

Pertama, QRIS memperluas inklusi keuangan. Warung, toko oleh-oleh, hingga pedagang pasar kini bisa menerima pembayaran digital dari wisatawan mancanegara tanpa alat tambahan. Cukup pasang QRIS, dan transaksi otomatis tercatat. Untuk daerah wisata seperti Bali, Jogja, dan Lombok, ini membuka akses pasar internasional tanpa harus memiliki rekening luar negeri atau kartu kredit.

Kedua, sistem ini mempermudah mobilitas masyarakat Indonesia di luar negeri. Pekerja migran dan pelajar tidak perlu lagi repot membawa uang tunai dalam jumlah besar. Transaksi di negara mitra bisa dilakukan langsung dengan aplikasi dari Indonesia, lebih aman, cepat, dan efisien.

Ketiga, bagi negara, sistem ini membantu memperkuat penggunaan mata uang lokal (local currency transaction) dan mengurangi biaya konversi valas yang selama ini tinggi. Dengan semakin banyak transaksi menggunakan rupiah, ketahanan ekonomi nasional pun ikut terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: