Polisi Bongkar Modus Sindikat Jual-Beli Ginjal ke Kamboja

Polisi Bongkar Modus Sindikat Jual-Beli Ginjal ke Kamboja

Foto: Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap modus sindikat penjualan ginjal-(Istimewa)-

RADARMETRO - Tim Gabungan kepolisian dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri telah berhasil membongkar sindikat kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) penjualan ginjal jaringan internasional yang bermarkas di Kecamatan Tarumaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Dalam keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (20/7/2023), Polisi membeberkan modus dan cara kerja yang digunakan sindikat internasional tersebut.

"Modus operandi, mereka ini merekrut dari medsos Facebook. Ada dua akun dan dua grup komunitas yaitu 'Donor Ginjal Indonesia' dan 'Donor Ginjal Luar Negeri'," jelas Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.

Selain menjaring korban melalui media sosial (medsos) para pelaku juga melakukan perekrutan dari mulut ke mulut yang diperankan oleh anggota sindikat yang ternyata merupakan mantan pendonor ginjal.

"Dari mulut ke mulut, di sini ada (tersangka) yang ternyata dari pendonor berubah jadi perekrut," kata Hengki.

Hengki menambahkan sindikat ini telah beroperasi sejak 2019 dengan mengincar calon korban yang sedang dalam kondisi ekonomi lemah.

Dan sejauh ini mereka telah berhasil menjaring korban sebanyak 122 orang dari berbagai kalangan seperti buruh, pedagang, guru privat bahkan ada seorang korban lulusan S2 universitas ternama yang kehilangan pekerjaan dampak dari pandemi COVID-19 lalu.

BACA JUGA:Polisi Tangkap Oknum Polisi Terkait Sindikat Jual-Beli Ginjal Internasional

Para calon donor ini diimingi dengan uang imbalan ratusan juta rupiah jika bersedia menjual ginjal mereka. Uang ratusan juta tersebut dijannjikan akan diberikan setelah selesai menjalani transplantasi organ di Kamboja.

"Kemudian menjanjikan uang Rp 135 juta bagian masing-masing pendonor apabila selesai melaksanakan transplantasi ginjal yang ada di Kamboja sana. Jadi setelah transplantasi beberapa hari kemudian langsung di transfer ke rekening pribadi," katanya.

Perjalanan menuju Kamboja dilakukan sindikat ini dengan alasan akan mengikuti acara family gathering yang diadakan oleh salah satu perusahaan yang telah mereka palsukan surat rekomendasinya dengan bantuan oknum petugas imigrasi.

"Keberangkatan ke luar negeri, ternyata mereka memalsukan rekomendasi dari beberapa perusahaan seolah-olah akan family gathering ke luar negeri," ungkap Hengki.

"Apabila ditanya petugas imigrasi akan ke mana, family gathering, ini surat rekomendasi. Ini ada dua perusahaan yang dipalsu oleh kelompok ini, seolah-olah akan family gathering termasuk stempelnya," sambungnya.

Setelah tiba di Kamboja para korban diobservasi terlebih dahulu sebelum dilakukan transplantasi di sebuah rumah sakit milik pemerintah Kamboja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: