Analisis Teori Wawasan Lingkungan Dalam Menanggapi Perubahan Iklim Global

Analisis Teori Wawasan Lingkungan Dalam Menanggapi Perubahan Iklim Global

Foto: Ilustrasi --

RADARMETRO - Wawasan memiliki arti cara pandang ataupun pemahaman. Wawasan lingkungan merupakan suatu pemahaman mengenai lingkungan dengan upaya dapat melindungi dan melestarikan.

Kenapa perlu dilindungi dan dilestarikan? karena lingkungan ialah rumah, lingkungan merupakan sumber daya hidup manusia, lingkungan  juga mempengaruhi kegiatan makhluk hidup,  dan lingkungan yang bersih memberikan kesehatan pada manusia ataupun makhluk hidup.

Perubahan iklim adalah suatu fenomena yang disebabkan dengan adanya pemanasan global akibat kenaikan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Perubahan iklim global ini sendiri merupakan salah satu contoh dari masalah lingkungan. Perubahan iklim global dari waktu kewaktu terjadi dikarenakan faktor alam maupun manusia. 

Menurut PBB perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran ini mungkin bersifat alami, tetapi sejak periode 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim.

Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), juga mengatakan perubahan iklim mencakup berbagai aspek.“Termasuk peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, serta  kenaikan permukaan air laut”, kata Dwikorita

Adapun penyebab lain terjadinya perubahan iklim yaitu pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu dan gas alam.

BACA JUGA:Teori Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Penggunaan Energi Terbarukan PJU-TS di Sumatera Selatan

Terdapat banyak dampak dari perubahan iklim ini mulai dari peningkatan suhu, peningkatan cuaca yang ekstrem seperti (badai, banjir, kekeringan), gangguan ekosistem seperti ancaman kehilangan keanekaragaman hayati

Selain berdampak pada alam perubahan iklim juga mempengaruhi dampak sosial, ekonomi dan juga kesehatan. Contoh dari dampak sosial dan ekonomi yaitu ketidakstabilan pangan serta kerugian infrastruktur seperti rusaknya jalan, jembatan, bangungan, transportasi serta jaringan listrik. Lalu dampak pada kesehatan contohnya penyakit pada pernapasan, infeksi maupun kehilangan hidrasi. 

Seluruh dunia sepakat harus membatasi kenaikan suhu rata-rata global di angka 1,5 derajat Celsius. Namun faktanya, saat ini kenaikan suhu melaju lebih cepat dan sudah mencapai kenaikan 1,45 derajat Celsius di atas suhu rata-rata di masa praindustri.

Menurut catatan BMKG, laju kenaikan suhu di Indonesia tercatat mencapai 0,15 derajat Celsius per dekade. Bukti krisis iklim lainnya, kata lembaga ini, adalah banyak negara yang terancam kekeringan dalam beberapa dekade ke depan. 

Menurut (Taufik Wijaya ,2023) Dampak perubahaan iklim juga sudah dirasakan masyarakat yang menetap di lahan basah Sungai Musi Palembang dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya terkait kualitas air bersih.

Perubahan pola cuaca dan curah hujan, membuat kualitas air di lahan basah Sungai Musi seluas tiga juta hektare kian memburuk. Lahan basah Sungai Musi mengalami kekeringan atau banjir yang ekstrim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: