Panji Gumilang Tantang Densus 88 Bongkar Tuduhan Al Zaytun Sarang Teroris

Panji Gumilang Tantang Densus 88 Bongkar Tuduhan Al Zaytun Sarang Teroris

Foto: Ilustrasi, Detasemen Khusus (Densus 88) Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).-(MH Naim)-

RADARMETRO - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang mulai merasa dirugikan atas segala tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

Ia meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dapat hadir untuk mengungkap kebenaran atas tuduhan Ponpes Al Zaytun mengajarkan pendidikan radikalisme dan menjadi sarang terorisme.

Panji mengatakan hanya melalui Detasemen Khusus (Densus 88) Anti Teror Polri yang bisa mengungkap fakta tentang Al Zaytun atas tuduhan tersebut.

“Densus 88 bukan untuk menangkap pencuri ayam, Densus bukan menangkap korupsi, tapi menangkap teroris,” ujar ujar Panji Gumilang saat menyampaikan pidato dilihat dari akun resmi Ponpes Al Zaytun pada Selasa (23/5/2023).

Ia menjelaskan bahwa selama ini tuduhan yang beredar tidak benar lantaran disampaikan bukan dari Densus 88 Anti Teror Polri.

“Yang membuktikan itu Densus 88 bukan orang yang ngoceh kesana kemari dipelihara untuk ngerecoki pendidikan bangsa Indonesia,” jelasnya.

BACA JUGA:Al Zaytun Pusat Teroris, Panji Gumilang: Buktikan!

Panji mengakui belakangan ini banyak beredar tentang ajaran Ponpes Al Zaytun yang turut dinilai sesat hingga dianggap menyebarkan paham radikalisme dan terorisme.

Hal itu menjadikan Panji merasa dirugikan lantaran para wali santri dikabarkan akan memulangkan anak-anak mereka dari Ponpes Al Zaytun. Ia menuturkan sebaiknya wali santri tidak terprovokasi oleh berbagai tuduhan yang beredar.

"Hai anak-anak ku jangan terpengaruh, hai wali santri jangan terpengaruh, tidak ada teroris ditempat ini," tuturnya. 

Sebelumnya, masyarakat sempat dihebohkan dengan praktik ibdah Salat Idulfitri 1444 Hijriah di Masjid Ponpes Al Zaytun. Proses ibadah itu dibagikan oleh akun Youtube @Al-Zaytun Official. 

Dalam video unggahan itu nampak ada jamaah perempuan berada di saf paling depan bercampur dengan laki-laki. Selain itu, imam Salad Ied berjumlah tiga orang. Kejanggalan lain yakni adanya salah seorang jamaah yang beragama non muslim.

Hal yang menjadi sorotan lainnya di Ponpes Al Zaytun yakni para santri diajarkan salam Yahudi untuk diucapkan kepada umat non muslim khususnya Kristiani

“Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita havenu shalom aleichem, dalam bentuk bernyanyi. Silahkan berdiri, karena ini satu suro,” ujar panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: