Mahasiswa PAI UM Metro Lakukan Pengabdian di Pulau Rinca, Labuan Bajo NTT

Selasa 02-09-2025,09:17 WIB
Reporter : APL-01
Editor : APL-01

RADARMETRO.DISWAY.ID -- Della Monica, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Metro semester 7, melaksanakan kegiatan penelitian sekaligus pengabdian masyarakat Nusantara di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini berlangsung pada 21 Juni – 7 Juli 2025 bersama Yayasan Barakarsa Indonesia (Bakti Berkarya untuk Bangsa) sebuah yayasan yang berfokus pada pengkajian adat dan budaya Nusantara. Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta pengabdian dari berbagai universitas di Indonesia. 

Dalam kesempatan tersebut, Della dipercaya menjadi pengabdi di bidang pendidikan dan kebudayaan, dengan fokus utama mendidik anak-anak di Pulau Rinca. Salah satu materi yang ia sampaikan adalah tentang pencegahan bullying. Menurutnya, meskipun akses pendidikan di daerah terpencil sangat terbatas, pembekalan tentang karakter dan akhlak sangat penting diberikan sejak dini.

“Bullying adalah hal yang mengkhawatirkan karena dapat merusak mental seseorang. Dengan edukasi pencegahan, saya mengajak anak-anak untuk saling menghargai, menjaga teman, dan menjadi pahlawan anti-bullying di lingkungan sekolah maupun rumah,” tutur Della.

Kegiatan edukasi dilakukan dengan metode yang kreatif dan partisipatif, di antaranya role play (permainan peran) yang melibatkan peran pelaku, korban, dan pahlawan. Metode ini membuat anak-anak lebih mudah memahami dampak buruk perundungan serta pentingnya hadir sebagai penolong bagi teman yang menjadi korban. Respon siswa pun sangat antusias; mereka berani mengungkapkan pendapat, menjawab pertanyaan, hingga menunjukkan sikap empati kepada sesama.


--

BACA JUGA:Mahasiswa UM Metro Raih Silver Medal Bidang Pendidikan di Pekan Essay Nasional 2025

Di Pulau Rinca sendiri, akses pendidikan masih menjadi tantangan besar. Saat ini hanya terdapat satu sekolah dasar (SD) dan satu sekolah menengah pertama (SMP). Tidak adanya sekolah menengah atas (SMA) membuat sebagian anak harus menempuh perjalanan dengan perahu ke pulau lain jika ingin melanjutkan pendidikan. Namun, bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi, pilihan itu sering kali sulit diwujudkan sehingga banyak anak hanya bersekolah sampai jenjang SMP. Kondisi ini semakin menegaskan pentingnya pendidikan karakter sejak dini agar mereka memiliki bekal kuat menghadapi kehidupan.

Meski berlangsung sederhana dengan segala keterbatasan sarana, kegiatan ini membekas mendalam bagi anak-anak maupun relawan. Menurut Della, pengabdian di Pulau Rinca bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga belajar bagaimana menghargai perjuangan anak-anak pulau dalam meraih pendidikan di tengah tantangan.

“Harapan saya, semoga semakin banyak perhatian dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat luas untuk mendukung akses pendidikan anak-anak di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Mereka adalah generasi penerus bangsa yang berhak mendapatkan kesempatan belajar yang sama. Dan semoga semakin banyak pemuda yang tergerak hatinya untuk mengabdi, karena sekecil apa pun kontribusi kita, akan berarti besar bagi mereka,” tutup Della.

Kategori :