"Beberapa kali hearing kami meminta agar mengkondisikan kemungkinan pengadaan alat berat atau eksavator di TPA. Sehingga tidak menyewa lagi dan penanganan sampah di TPA lebih maksimal," jelasnya.
Ia juga mengakui bahwa penanganan masalah sampah rumah tangga juga menjadi problem. Terlebih berdasarkan data OPD dari 52 ribu kepala keluarga di Metro, hanya 4 ribuan pelanggan yang mendapatkan layanan persampahan.
"Artinya belum ada 10 persen kepala keluarga di Kota Metro yang menjadi pelanggan. Makanya kita juga sampaikan ke dinas untuk mendata lagi kepala keluarga agar bisa mendapatkan pelayanan angkutan sampah. Sehingga pengelolaan sampah juga akan lebih baik," paparnya.
Menueutnya, dengan bertambahnya jumlah layanan angkutan sampah juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Metro. Karenanya pihaknya meminta OPD agar menambah pelayanan persampahan hingga dua kali lipat atau minimal 8 ribu pelanggan.
Ia menambahkan, dengan bertambahnya jumlah pelanggan nantinya, maka OPD juga diminta agar meningkatkan pelayanan. Ini terutama menambah armada angkutan.
BACA JUGA:Tersangka Korupsi Kegiatan SPALD di Disperkim Bakal Bertambah, Polisi Sebut Ada Oknum ASN hingga Pejabat
"Memang itu terkait, kalau pelanggannya naik otomatis angkutan sampahnya juga akan naik. Tapi kalau sekarang pelanggannya nggak naik, tapi armadanya ditambah kan nggak seimbang," tuturnya.
Oleh karena itu, kata dia, mengingat biaya untuk pengelolaan armada itu juga kan tinggi, maka pelayanan juga harus lebih baik.
"Untuk transportnya, BBM-nya, dan operatornya kan juga tinggi. Jadi itu harus saling beriringan jumlah pelanggan dan armada yang ada. Jadi ada jasa, ada pelayanan," tukasnya.