RADARMETRO - Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Metro. Melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Metro masyarakat diimbau untuk menggalakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
Demikian disampaikan Kepala Dinkes Kota Metro, Eko Hendro Saputro dikonfirmasi radarmetro.disway.id, Selasa (12/12/2023).
Ia mengatakan, G1R1J merupakan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk memantau perkembangan jentik nyamuk. Pemantauan jentik nyamuk tersebut dilakukan oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di masing-masing rumah warga.
"Kita mempunyai Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) melalui pemberdayaan masyarakat. Ini penting sekali, kesadaran dimulai dari diri kita sendiri atau dimulai dari rumah, bukan dari masyarakat tapi dari rumah. Makanya setiap rumah harus ada G1R1J di setiap rumah," terangnya.
Menurutnya, satu rumah itu berisiko terhadap radius seratus meter dari lingkungan di sekitarnya. Sehingga diperlukan satu anggota keluarga di dalam setiap rumah warga untuk memantau perkembangan jentik nyamuk tersebut.
"Jadi kalau rumah kita nggak bebas dari jentik itu beresiko terhadap tetangga kita, kasian kan. Makanya perlu adanya satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di masing-masing rumah warga," ujarnya.
BACA JUGA:Masjid Taqwa Disebut-sebut Istanbulnya Kota Metro
Diakuinya, tugas pemberantasan nyamuk Aedes Aegepty penyeban DBD bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Namun diperlukan peran besar dan partisipasi masyarakat.
"Kita tidak boleh hanya mengandalkan kader kesehatan, kemudian petugas kesehatan, terbatas kemampuan mereka. Makanya semua warga Metro setiap rumahnya harus memiliki satu orang Jumantik. Jadi Metro benar-benar bebas dari DBD. Itulah salah satu program pemerintah ke depan yang akan kita laksanakan," ungkapnya.
Diakui Eko bahwa Kota Metro merupakan daerah endemis DBD. Artinya setiap tahun DBD selalu ada menjadi penyakit yang endemik. Karena itu masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya.
"Yang pertama menjaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai ada tempat-tempat yang dapat menampung air hujan. Sehingga bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk," ujarnya.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan upaya lain dalam mengantisipasi penyebaran penyakit DBD juga dilakukan dengan melaksanakan gerakan 3M Plus.
"Gerakan 3M Plus ini kita harus rajin-rajin untuk menguras bak mandi, menutup tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas. Plusnya kita harus banyak-banyak menggunakan alat-alat atau bahan-bahan supaya tidak digigit oleh nyamuk," jelasnya.
Terlebih kata Eko, musim penghujan saat ini populasi nyamuk cenderung mengalami peningkatan. Di mana telur-telur nyamuk akan menetas ketika tergenang air.
"Nyamuk Aedes Aegepty ini biasanya mulai tinggi itu di saat musim penghujan. Kami mengimbau kewaspadaan masyarakat terhadap DBD," serunya.