Jauh sebelum dilantik, melihat harga singkong anjlok, anggaran terbatas hingga difisit 1,8 triliun, kebijakan efisiensi, menimbulkan kekhawatiran RMD pertumbuhan ekonomi Lampung bisa lebih rendah dari pertumbuhan sebelumnya.
Akhinrya melalui diskusi dengan Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, peluang yang bisa dilakukan untuk bisa menahan agar tidak anjlok adalah dengan memaksimalkan momen Ramadhan dan idul fitri.
Ternyata momen itu bisa tetap mempertahankan konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi. Sehingga tetap memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung.
Faktor lain yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I Tahun 2025 adalah terjadinya pergeseran musim panen. Semula musim panen terjadi April-Mei, tahun ini bergeser pada Maret-April.
Selain itu juga disebabkan peningkatan nilai ekspor komoditas perkebunan. Ini disebabkan naiknya harga hasil perkebunan seperti kopi, sawit dan kakao serta naiknya nilai tukar dollar.
Karena itu menurut saya jawaban sesungguhnya apakah pertumbuhan ekonomi Lampung akan lebih baik akan terjawab pada pertumbunhan ekonomi triwulan II ini. Kita berharap pada triwulan II, bisa tetap tumbuh di atas 7 persen.
Bisakah di atas 7 persen? Menurut saya bisa.
Ada 3 alasan saya meyakini pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II bisa di atas 7 persen.
Pertama, sektor pertanian masih memberikan kontribusi signifikan. Hal ini mengingat musim panen pada April tercatat dalam pertumbuhan triwulan II. Diperkirakan masih pada kisaran 40-55 persen.
Kedua, mulai meningkatnya sektor belanja pemerintah.
Ketiga, masih tingginya nilai ekspor meskipun tidak setinggi pada triwulan I.
Keempat, mulai masuknya investasi di bidang pertanian. Ini disebabkan, kepercayaan duna usaha terhadap skema hilirisasi yang dicanangkan oleh RMD-Jihan dengan program PHTCnya melalui program Desaku Maju. (Program ini akan saya jelaskan pada catatan berikutnya)
Pada pertemuan RMD dengan belasan pimpinan bank Himbara (Himpunan Bank Negara) daerah dan swasta, dan pimpinan Bulog yang saya juga ikut hadir, mereka takjut dengan paparan program hilirisasi yang dicanangkan RMD.
Akhirnya, para pimpinan bank siap mendukung dengan menyediakan berbagai produk kredit, baik KUR maupun kredit investasi. Dan jumlahnya bisa mencapai belasan triliun rupiah.
Jika pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II ini bisa mencapai di atas 7 persen, maka akan mempertegas upaya
memecahkan rekor pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2012 sebesar 6,48 persen. Dan itu secara hitungan terjadi pada tahun 2027. Dan itu era Lampung menjadi The King of Sumatera. (*)