Ari menjelaskan, penurunan harga mulai terjadi beberapa hari setelah Lebaran.
“Biasanya setelah Lebaran permintaan menurun. Orang sudah banyak masak waktu Lebaran, jadi setelah itu jarang beli ayam,” tuturnya.
Menurutnya, pasokan ayam masih melimpah, tetapi pembeli sepi. Kondisi ini membuat pedagang harus menyesuaikan harga agar barang tetap laku.
“Kita pedagang yang paling kena. Stok masih ada, tapi pembeli sepi. Jadi kita turunin harga supaya ayamnya cepat habis, nggak rugi,” kata Ari.
Ia mengaku tak punya banyak pilihan selain mengikuti pasar.
“Kalau dipertahankan harga lama, nggak laku. Jadi kita ikuti pasar aja. Yang penting bisa muter modal,” lanjutnya.
Baik Iskandar maupun Ari sama-sama berharap agar harga dan permintaan kembali stabil dalam waktu dekat, sehingga aktivitas jual beli di pasar bisa kembali normal.