Fadli juga menekankan pentingnya menjadikan sejarah sebagai pelajaran wajib dan strategis di sekolah, sebagaimana praktik di banyak negara maju.
BACA JUGA:Yudisium Fakultas Teknik UM Metro Capai 71 Mahasiswa di Periode II Tahun 2025
“Di Amerika Serikat, saya tidak bisa lulus tanpa lulus pelajaran US History. Sejarah Indonesia juga harus menjadi syarat utama pembentukan jati diri siswa kita,” tegasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi yang menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu: Prof. Singgih Tri Sulistiyono, Hamdan Tri Atmaja dan Sumardiansyah Perdana, yang masing-masing menyampaikan pandangan kritis dan solusi strategis bagi masa depan pendidikan sejarah.
Hasil dari Kongres dan Seminar Nasional berguna untuk membina kerjasama internal antar prodi Pendidikan Sejarah se-Indonesia. Terutama dalam hal pendidikan, penelitian dan pengabdian. Selain itu kerjasama dengan pihak pemerintah dalam berbagai kegiatan berkaitan dengan pendidikan sejarah. Peninjauan kurikulum pendidikan sejarah di perguruan tinggi.