Transformasi Limbah Jadi Pangan: Tim PKM UM Pringsewu-Metro Pantau Inovasi Beras Analog dari Kulit Singkong
Transformasi Limbah Jadi Pangan: Tim PKM UM Pringsewu-Metro Pantau Inovasi Beras Analog dari Kulit Singkong--Ist
PRINGSEWU, RADARMETRO.DISWAY.ID – Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) hibah DRTPM 2025 yang digagas Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UM Pringsewu) bersama Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) memasuki fase evaluasi dan monitoring kedua.
Kegiatan bertajuk "Revolusi Pangan Hijau: Transformasi Kulit Singkong Menjadi Beras Analog untuk Ketahanan Pangan Mandiri" ini terus menunjukkan progres menggembirakan dalam memberdayakan UMKM Athaya Jaya di Desa Sukoharum, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu.
Evaluasi Pertama: Fondasi Transformasi Terbangun
Pada monitoring pertama yang dilaksanakan 4 Oktober 2025, tim evaluasi mencatat pencapaian signifikan dalam tahap awal program. UMKM Athaya Jaya yang sebelumnya hanya memproduksi kelanting singkong dengan omzet Rp 8,5-10 juta per bulan, berhasil mengatasi permasalahan limbah kulit singkong yang mencapai 15-20 kg per hari.
"Evaluasi pertama menunjukkan respons positif dari mitra. Anggota UMKM mulai memahami konsep dasar pengolahan limbah kulit singkong menjadi beras analog. Partisipasi mereka dalam pelatihan awal mencapai 100%, dan kami melihat antusiasme tinggi untuk mengembangkan produk baru ini," ungkap Fatma Yuniarti, M.Pd., B.I., Ketua PKM dari UM Pringsewu.
Hasil evaluasi pertama mengidentifikasi beberapa poin penting: transfer teknologi dasar telah berjalan baik, peralatan produksi awal telah tersedia dan digunakan, serta sistem dokumentasi melalui log book kegiatan mulai diterapkan.
Namun, tim juga mencatat beberapa kendala seperti keterbatasan penguasaan teknologi pengolahan dan kebutuhan pendampingan intensif dalam standardisasi kualitas produk.
Evaluasi Kedua: Akselerasi dan Penyempurnaan
Memasuki evaluasi kedua pada 21 November 2025, tim pelaksana yang dipimpin Fatma Yuniarti bersama Desi Budiono, M.Pd. dari UM Metro, mencatat peningkatan kapasitas produksi yang menggembirakan.
Didampingi Mario Sandro dari Program Studi Teknologi Laboratorium Medis dan tiga mahasiswa pendamping—Muhammad Dzul Fikri (NIM 2023406404001), Naya Fitia (NIM 2023206205002), serta Sri Wahyuni (NIM 2023306301077)—tim melakukan penilaian komprehensif terhadap seluruh aspek program.
"Kami melihat transformasi nyata. Kualitas beras analog yang dihasilkan semakin baik, dengan tekstur dan kandungan gizi yang memenuhi standar. Lebih penting lagi, mitra UMKM kini mampu melakukan produksi secara mandiri dengan pengawasan minimal," jelas Desi Budiono.
Evaluasi kedua menggunakan pendekatan formatif dengan metode monitoring lapangan, diskusi mendalam dengan mitra, dan analisis data produksi.
Aspek yang dinilai mencakup tingkat partisipasi anggota UMKM, penguasaan teknologi pengolahan, konsistensi kualitas beras analog, efisiensi produksi, serta identifikasi kendala implementasi.
Sistem Monitoring Terintegrasi
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: