Cerita Eks Napiter Asal Metro saat Menjadi Anggota Jamaah Islamiyah

Cerita Eks Napiter Asal Metro saat Menjadi Anggota Jamaah Islamiyah

Foto: Eks narapidana kasus terorisme asal Kota Metro Sultoni Arifudin (39), membagikan 10 paket sembako untuk mendekatkan diri kepada lingkungan di momen Bulan Ramadan 1444 Hijriah.-(MH Naim)-

RADARMETRO - Mantan narapidana kasus terorisme asal Kota Metro Sultoni Arifudin (39), menceritakan selama 2 tahun lebih menjadi anggota organisasi Jamaah Islamiyah (JI). Ia memastikan diri tidak akan kembali ke dunia teroris.

Bahkan di momentum bulan Ramadan 1444 Hijriah ini, ia lebih memilih untuk saling berbagi kepada masyarakat sekitar ketimbang menyumbangkan hartanya kepada organisasi Islam yang dilarang Pemerintah Indonesia.

Adapun 10 paket sembako yang diberikan oleh Mantan Eks Narapidana Terorisme bagi warga sekitarnya pada Sabtu (15/4/2023), berupa beras, minyak, dan pakaian busana muslim.

Diketahui, Sultoni Arifudin merupakan eks mantan narapidana terorisme (napiter) jaringan kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

Sultoni ditangkap Densus 88 Mabes Polri pada Jum’at 6 November 2020 yang lalu bersamaan dengan 23 teroris di delapan lokasi di Sumatera. Ia dinyatakan bebas pada 12 Januari 2023.

Kepada awak media, ia menceritakan bahwa dirinya bergabung di organisasi JI pada tahun 2016.

Dirinya saat itu tidak mengetahui bahwa organisasi tersebut adalah JI, organisasi terlarang di Indonesia lantaran terafiliasi dengan sejumlah kasus teror bom.

"Awalnya saya tidak tahu yang saya ikuti ini adalah kelompok Jamaah Islamiyah. Sampai setelah saya masuk saya baru tahu, ternyata saya itu berada di Jamaah Islamiyah. Karena memang sistemnya itu betul-betul rahasia gitu ya, sampai amir atau pemimpin JI pun saya tidak tahu,"

Setelah bergabung dari pertama pertemuan hingga berapa kali sampai akhirnya pembinaan selama 2,5 tahun, dirinya diangkat menjadi kepala guru agama dibidang kaderisasi untuk wilayah Sumatera.

BACA JUGA:Informasi Terkini Jatuhnya Lebaran 2023: Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

"Tugas saya menjadi guru agama itu masuk di bagian kaderisasi anggota untuk wilayah Lampung, Bengkulu, Palembang. Saya di sana sebagai guru agama menjelaskan apa yang diinginkan oleh lembaga Jamaah Islamiyah,” ujarnya.

Sultoni menjadi kepala guru kaderisasi kelompok Jamaah Islamiyah kurang lebih selama 6 bulan. Ia ditugaskan untuk memberikan pemahaman kepada anggota baru JI.

“Kalau saya itu menangani untuk orang- orang yang baru masuk. Itu saya tangani pembinaan, ya kalau dulu tuh di awal saya kan menjabat jadi kepala sekolah, atau kepala kaderisasi itu kurang lebih nggak lama sekitar 6 bulan, dari pertama bergabung di tahun 2016 itu, yang masuk menjadi anggota Jamaah Islamiyah itu sekitar 250 orang yang tergabung di organisasi terlarang itu,” tuturnya.

Sultoni Arifudin pernah ditugaskan berangkat ke Negara Suriah untuk misi sosial pada pertengahan tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: