Unik, Kopi Bang Jo: Kenikmatan Kopi Sepeda Ala Kafe

Unik, Kopi Bang Jo: Kenikmatan Kopi Sepeda Ala Kafe

Unik, Kopi Bang Jo: Kenikmatan Kopi Sepeda Ala Kafe--Dok Radarmetro.disway.id

METRO, RADARMETRO.DISWAY.ID -- Di salah satu sudut sibuk Kota Metro, tepat di Jalan Ahmad Yani, Iringmulyo, Metro Timur, jalur menuju kampus dan depan swalayan yang selalu ramai lalu-lalang pelajar serta pekerja kantoran, sebuah sepeda kopi sederhana justru menyajikan cita rasa luar biasa. Namanya Kopi Bang Jo, usaha milik Bapak Joko Prasetiyo yang menawarkan racikan kopi berkualitas tinggi dengan harga yang ramah di kantong.

Harga kopi di sini tak akan membuat dompet menjerit. Mulai dari Rp7.000 untuk segelas Americano, hingga varian latte seperti Vanilla dan Caramel dibanderol Rp10.000 saja. Sementara minuman manis non-coffe seperti Strawberry Milky, Coklat Milky, dan Green Tea Milky cukup ditebus dengan Rp8.000 per cup. Untuk menu premium seperti Kopi Susu Gula Aren dengan full Arabica, harganya tetap bersahabat di angka Rp12.000.

“Kebanyakan pembeli itu pelajar sama pekerja kantor. Mahasiswa ada, tapi nggak terlalu banyak. Yang paling banyak ya pekerja kantor, mungkin karena di jalur ini juga banyak kantor dan kampus, jadi rame terus,” kata Fadhel, karyawan Kopi Bang Jo, Jumat, (25 April 2025).

BACA JUGA:Setelan dan Dress, Style Baju Anak yang Paling Diminati Saat Ini

Sepeda kopi ini mulai mangkal dari pukul sembilan pagi hingga sekitar jam dua siang. Dalam waktu singkat, dagangannya laris manis.

“Biasanya jam dua udah habis 100 sampai 115 cup. Habis itu saya pulang, soalnya masih kangen sama istri dan anak, hehe,” ucap Fadhel sambil tertawa kecil.

Awalnya, usaha ini dijalankan secara mobile, berpindah-pindah lokasi demi menjangkau pasar yang lebih luas. Tapi kini, Kopi Bang Jo menetap di satu titik yang dianggap paling strategis.

“Saya perhatiin, orang Metro itu jiwanya kulineran. Yang murah dan enak, itu yang laris. Makanya yang paling laku itu kopi susu gula aren. Rasanya manis, harganya terjangkau. Best seller lah,” jelas Fadhel.

BACA JUGA:Pemutihan Pajak Kendaraan Dimulai 1 Mei, Derry: Program Ini Bantu Ringankan Masyarakat

Yang membuat kopi ini punya kualitas sekelas kafe adalah racikannya yang presisi. Semua bahan sudah disiapkan sejak dari rumah, kopi yang telah ditakar dimasukkan dalam wadah, dan tinggal dituangkan ke dalam cup saat berjualan.

“Ini udah kopi jadi, tinggal tuang dan tambahin es. Semua udah ditimbang. Jadi meskipun kita jualan di sepeda, rasa tetap kafe banget,” ujar Fadhel.

Berjualan menggunakan sepeda bukan tanpa alasan. Menurutnya, dengan cara ini, ia bisa lebih cepat merespons kebutuhan pasar yang terus berubah.

“Kalo keliling, kita bisa kejar pasar. Misal di tempat A laku 50 cup, tempat B cuma 10, ya kita bisa pilih tempat yang rame. Kalo menetap, selera orang bisa berubah-ubah. Dan kalau buka kedai tetap, pasti harga ikut naik karena harus sewa tempat. Padahal kan orang cari yang murah juga,” katanya.

BACA JUGA:Besok, Jejak Perjuangan Ekspedisi Goa Warak Dimulai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: