Namun, setelah berbicara dengan BBC, dia mengklarifikasi bahwa peringatan itu berbunyi setelah gempa kedua. Dia menegaskan, tidak menerima peringatan untuk gempa pertama.
Nyatanya, hanya satu di antara unggahan-unggahan itu yang merujuk pada gempa pertama dan memberi penjelasan yang detil.
BBC telah berbicara dengan pengunggahnya, namun mereka enggan menyebutkan namanya.
Pengunggah menyatakan yakin telah menerima peringatan dini, tetapi tidak sepenuhnya yakin dengan ingatan mereka soal situasi saat itu.
BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024, Berapa Jumlah TPS dan DPT Terkini di Tanggamus?
Google juga mengklaim telah menerima respons dari survei pengguna yang mengatakan bahwa sistem mereka berfungsi. Namun menolak membagikan hasil survei itu.
Profesor Harold Tobin mengatakan kepada BBC, bahwa sistem Google relatif baru, dan dapat bermanfaat. Tetapi penting bagi perusahaan itu untuk transparan.
"Jika Anda memberikan informasi menyangkut keselamatan jiwa atau keselamatan publik yang penting, maka Anda bertanggung jawab untuk transparan tentang cara kerjanya dan seberapa baik kerjanya," katanya.
"Kita tidak membahas anekdot, ‘oh peringatan itu muncul di sana dan di sini.’ Sistem ini ditujukan sebagai peringatan menyeluruh. Itulah intinya.”
Pakar gempa Turki, Profesor Sukru Ersoy, juga mengatakan kepada BBC, dia dan istrinya berada di zona gempa.
Sebagai pemilik ponsel Android, dia mengaku tidak menerima peringatan.
Dia juga belum menemukan siapapun yang mendapat peringatan dini itu.
"Andai sistem Google bekerja, mungkin itu bisa sangat bermanfaat," katanya.
"Tetapi sistem yang tidak berfungsi dalam gempa besar seperti ini menimbulkan pertanyaan:
Jika ini adalah sistem yang menguntungkan, mengapa kita tidak dapat memanfaatkannya dalam gempa besar ini, salah satu gempa bumi terbesar dalam 100 tahun terakhir?"
Dalam pernyataan yang diberikan kepada BBC oleh Google setelah wawancara, Berman mengatakan: