RADARMETRO - Lingkungan hidup merupakan bagian dari bumi yang mencakup mahluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan dan benda lainnya seperti air, tanah udara ataupun sumber energi yang ada di dalamnya dan menjadi satu.
Lingkungan hidup yang baik dapat tercipta bila terjadi keseimbangan antara mahluk hidup satu dengan yang lainnya serta terhadap benda lain (air, tanah, udara dan sumber energi), namun perkembangan teknologi yang pesat membantu manusia untuk menemukan inovasi yang memudahkan mereka melakukan pekerjaan.
Perkembangan inovasi ini tidak diseimbangkan dengan akibat dari apa yang dihasilkan dari inovasi tersebut.
Pencemaran terhadap lingkungan hidup yang sejatinya berasal dari manusia sendiri telah mencemari air, tanah dan udara sehingga fenomena ini kita kenal sebagai fenomena pemanasan global (global warming).
Isu pemanasan global sendiri muncul pada tahun akhir 1980 dimana terjadi perubahan iklim akibat gas CO (karbonmonoksida),NOx,CO2 (karbondioksida),CFC,N2O,CCl4,CH4 (metana) gas–gas ini dikenal dengan gas rumah kaca. Gas rumah kaca mampu menyerap panas dari sinar matahari sehingga panas dari sinar akan tertahan di bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi meningkat.
Produksi gas rumah kaca dapat berasal dari gas buang kendaraan bermotor, gas buang pabrik, pembakaran sampah, pembakaran hutan, pembakaran lahan gambut.
Besarnya produksi gas yang dihasilkan dari kegiatan tersebut membuat banyaknya gas yang tertahan di atmosfer dan membuat suhu bumi meningkat, meningkatnya suhu bumi ini mempengaruhi alam dengan mencairnya es dikutub dan meningkatnya volume air laut, meningkatnya gas rumah kaca terutama dalam industri dan kendaraan bermotor dapat menyebabkan polusi berupa asap racun, selain itu produksi gas rumah kaca seperti SOx mampu memberikan dampak berupa hujan asam.
Besarnya kontribusi gas rumah kaca terhadap meningkatnya suhu bumi bukan masalah satu–satunya pencemaran terhadap lingkungan. sampah merupakan masalah.
Klasik yang kurang mejadi perhatian disebagian masyarakat . Produksi wadah makanan, alat elektronik, alat kosmetik, hingga pakaian yang kita kenakan akan menjadi sampah saat kita sudah tidak memakainya lagi. Penyianyiaan terhadap makananpun masih tinggi yang membuat banyak makanan atau minuman yang di buang.
Peningkatan produksi sampah pun menjadi permasalah global karena beberapa jenis sampah sulit untuk di urai terutama sampah plastik dan sampah elektronik.
Pencegahan terhadap kerusakan lingkugan sudah mulai dilakukan beberapa dekade terakhir ini. Berkembangnya isu pemanasan global (global warming) di masyarakat mendorong masyarakat dunia untuk mulai merubah pola pikir terhadap gaya hidup mereka. Gaya hidup untuk mengurangi kerusakan terhadap lingkungan.
Energi dan material yang ramah lingkungan membuat para peneliti berpikir lebih keras agar menciptakan teknologi yang ramah dengan lingkungan, tidak hanya peneliti yang berpikir keras agar teknologi yang digunakan manusia membuat keseimbangan terhadap alam, masyarakat umum mulai belajar bagaimana mengurangi kerusakan lingkungan dengan cara yang sederhana dan mudah disamping para peneliti mengembangkan penemuan yang lebih “hijau”.
Regulasi terhadap isu lingkungan pun diberlakukan oleh beberapa Negara sebagai pembelajaran dan pembiasaan terhadap warga negaranya untuk lebih peduli terhadap lingkungannya sebagai contoh mengurangi konsumsi kantong plastik dengan membeli kantong plastic berbayar.
Sistem ini memakasa kita (manusia) untuk lebih bijak lagi memilih kantong belanja dengan harapan dapat mengurangi penggunaan kantong plastik.
Tidak hanya dalam bentuk regulasi, kampanye terhadap kerusakan lingkungan juga sering digaungkan oleh sekumpulan orang yang peduli terhadap lingkungan baik itu dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, perkantoran ataupun universitas.