RADARMETRO - Diskusi malam ini terasa panjang sekali. Mungkin karena saya juga lagi kecapekan karena baru pulang wisata dengan warga RT 010 RW 002, Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat.
Tapi sangat menyenangkan sekali diskusi malam ini dengan beberapa tokoh berpengaruh di Kota Metro.
Setiap kata yang keluar dari bibir mereka, itu menambah khasanah saya berpikir dan menganalisa peta politik di Kota Metro.
Kita flashback sedikit ke belakang. Pasca tulisan saya yang terakhir berjudul Wahdi di Antara Empat Nama itu ditayangkan, puluhan telepon dan WA masuk untuk memastikan nama keempat itu.
Semua nama disebutkan, tapi saya bergeming tidak menyebutkan namanya. Biarlah itu menjadi insight buat saya terhadap perkembangan politik terkini.
Bahkan beberapa hari kemudian ada yang WA ke saya, mereka menanyakan analisis lanjutannya.
Tidak kalah ekstrim, ada juga yang meminta analisis juga untuk eskalasi politik Lampung Tengah.
BACA JUGA:Wahdi di Antara 4 Nama
Saya cuma bilang, tunggu dan sabar. Karena kenikmatan menulis bagi saya adalah ketika segala kemungkinan terbuka selebar-lebarnya dan ada efek kejut di dalamnya.
Dan sudah ada garis ketetapannya siapa yang akan jadi pemimpin ke depannya. Tapi sudahlah, nanti pada waktunya akan muncul nama keempat itu.
Kita fokus dulu ke topik kita hari ini, yakni AADT, Ada Apa Dengan Tondi?
Saya termasuk yang sangat kecewa dengan pergerakan seorang Tondi.
Tapi nanti dulu, saya kecewa bukan berarti karena saya mendukung Tondi atau salah satu calon.
Saya mendukung adanya dua atau lebih calon kepala daerah di Kota Metro. Sehingga masyarakat Kota Metro bisa mendapatkan pilihan siapa yang akan memimpin mereka ke depannya.
Karena kalau sampai lawan kotak kosong, saya agak sedih. Agak ya, bukan sedih banget, karena realitas kondisi dan pemahaman politik masyarakatnya yang masih belum keluar dari zona “sodakoh”. Clear ya poisi saya.