KOTAMETRO, RADARMETRO.DISWAY.ID - Politik-politik. Kita awali tulisan ini dengan senyuman kecil hehehe. Mungkin setelah tulisan ini dirilis, akan menjadi tulisan prediksi saya yang terakhir untuk pilkada di Kota Metro (nanti tulisan saya bukan lagi soal prediksi, tapi lebih ke analisis kepemimpinannya).
Dan kejadian ini sebenarnya sudah saya prediksi sejak ajakan ngopi Ketua DPRD Kota Metro yang juga pemegang surat tugas dari Golkar, tidak kunjung terjadi.
Ketua Tondi jangan senyum-senyum baca ini ya, hehehe. Kita kawan, kita sohib, kentel pokoknya.
Jadi ajakan ngopi ke saya itu pertama kali datang pada Jumat, 10 Mei 2024 malam sekira pukul 21.00 WIB.
Tapi karena saya lagi ada giat di Yonif 143/TWEJ, maka pertemuan itu tertunda.
Saat itu lagi seru-serunya tuh pembahasan politik dan atur strategi bagaimana caranya melawan petahana (tapi kita netralkan dulu ya, posisi saya tetap di tengah, sebagai penyeimbang).
Ajakan ngopi itu tertunda karena posisi saya yang tidak di Kota Metro dan ada janjian akan atur ulang jadwal ngopi.
Saya ingat betul di ujung obrolan itu, Tondi bilang ke saya, dia ingin ngobrol sama orang yang ada di tengah.
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Wahdi Akui Kantongi 5 Rekomendasi Parpol!
Tidak mau ngobrol dengan orang yang sudah jelas-jelas ada di pihaknya. Dan menurut saya itu bagus, artinya Tondi memiliki sense yang baik soal teman diskusi.
Karena musuh yang kritis lebih baik daripada teman yang hipokrit dan saya mempercayai itu.
Setelah kejadian itu, seminggu kemudian tepatnya 16 Mei 2024 sekira pukul 11.54 WIB, ada WA masuk dari Tondi. Dimana bro? (tidak perlu saya lanjutkan ya isi WA nya, nanti kepanjangan).
Intinya kita cari cafe yang enak dan nyaman untuk diskusi. Tersebutlah satu cafe, sayangnya setelah kita cek, siang itu cafe tersebut tutup. Gagal lagi kita ngopi.
Setelah kegagalan itu, praktis saya melihat tidak ada lagi gerakan yang signifikan dari Tondi. Saya menunggu, menunggu, menunggu.
Sejak saat itu, saya meyakini ada yang salah dan ada perubahan konstelasi yang terjadi.