Kemudian sebagai digitalisasi informasi harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok. Selain itu juga untuk peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat.
Terlebih diakuinya, bahwa kondisi laju inflasi di Kota Metro masih cukup tinggi. Kemudian adanya fluktuasi harga yang tidak menentu, dan kegiatan operasi pasar yang tidak bisa dilakukan setiap hari.
Selain itu juga, stok bahan pokok pada saat kegiatan penetrasi pasar juga belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Dengan diluncurkannya program SI KOTA MAPAN ini diharapkan laju inflasi di Kota Metro dapat terus terkendali," ungkapnya.
Elmanani mengemukakan bahwa Pemerintah Kota Metro melalui Disdag telah melakukan beberapa upaya dalam pengendalian inflasi.
Contohnya seperti kegiatan penetrasi pasar, pemantauan harga bapok, toko pengendali inflasi, dan berbagai program lainnya.
Menurutnya, untuk di Provinsi Lampung baru Kota Metro yang memiliki toko pengendali inflasi.
Di mana toko ini menyediakan sejumlah kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dibandingkan harga di pasaran.
BACA JUGA:Yuniar Dampingi Musa Daftar ke KPU, Warga Gunungsugih: Jangan Menambah Luka di Hati Mardiana
"Kita patut bangga untuk di Lampung baru ada toko pengendali Inflasi di Kota Metro. Bahkan tidak hanya satu, Insya Allah di tahun depan kita juga akan buka 2 toko pengendali inflasi lainnya di Pasar Tejoagung, Metro Timur dan Pasar Margorejo, Metro Barat," ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, sinergi dengan stakeholder terkait juga terus dilakukan. Ini seperti sinergi yang dilakukan dengan Bank Indonesia.
"Kita juga berkolaborasi dengan beberapa agen dan distributor. Kita berharap dengan inovasi baru SI KOTA MAPAN ini angka inflasi di Kota Metro bisa terkendali dan stabil," tuturnya.
"Selain itu juga terjadinya stabilisasi harga dan keterjangkauan kebutuhan bapok oleh masyarakat," tutupnya.