Hutan yang menjadi tempat tinggal alami mereka terus menyusut akibat pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, dan pemukiman.
Monyet ekor panjang memiliki peran ekologis yang cukup penting, yaitu sebagai satwa penyebar biji.
Sebagai salah satu jenis primata, monyet ekor panjang merupakan salah satu spesies kunci yang dapat menentukan keberhasilan rehabilitasi hutan dan membantu proses diversifikasi spesies tumbuhan.
Monyet ekor panjang merupakan salah satu satwa yang bersifat generalis. Hal ini memungkinkan spesies ini untuk hidup di berbagai tipe habitat.
Spesies ini bahkan berada pada lokasi-lokasi yang dekat dengan pemukiman maupun lahan budidaya masyarakat.
Monyet ekor panjang juga mempunyai sejarah hidup berdekatan dengan manusia dan mereka beradaptasi dengan baik ( Paripurno dkk, 2024).
Ketika habitat alami mereka terganggu, monyet-monyet ini dipaksa untuk bermigrasi dan mencari sumber daya di luar habitat hutan mereka.
Salah satu adaptasi pertama yang dilakukan adalah penggunaan sumber daya yang tersedia di lingkungan yang lebih. Namun, perubahan ini tidak tanpa tantangan.
Perubahan pola makan yang disebabkan oleh penurunan akses terhadap buah-buahan alami, daun, dan serangga yang biasanya mereka konsumsi dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang mereka.
Monyet yang mulai mengonsumsi makanan manusia seperti makanan olahan atau sampah domestik dapat mengalami malnutrisi dan gangguan kesehatan lainnya
2. Adaptasi Perilaku:
Mengubah Pola Makan dan Aktivitas Harian Sebagai respons terhadap lingkungan yang berubah, salah satu adaptasi utama monyet adalah perubahan pola makan.
Di banyak daerah, monyet yang sebelumnya bergantung pada sumber daya hutan kini mulai mencari makanan di lahan pertanian atau bahkan di kawasan perkotaan.
Adaptasi perilaku ini sering kali menciptakan konflik antara manusia dan monyet. Monyet yang memasuki lahan pertanian sering dianggap sebagai hama karena merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
Dalam beberapa kasus, petani menggunakan metode yang merusak, seperti jebakan atau racun, untuk melindungi tanaman mereka dari monyet.
Hal ini tidak hanya mengancam populasi monyet tetapi juga memperburuk hubungan antara manusia dan satwa liar.