Pemanasan ini menyebabkan air laut menguap dan meninggalkan garam yang kemudian dikumpulkan dan diproses lebih lanjut. Konsep fisika seperti perubahan fase dan perpindahan panas sangat relevan dalam proses ini.
Kristalisasi
Setelah garam berhasil dipisahkan dari air, langkah selanjutnya adalah proses kristalisasi.
Konsep fisika yang terlibat dalam proses ini adalah perubahan fase dan pembentukan kristal. Air garam dibiarkan menguap secara perlahan, sehingga garam dalam larutan menjadi jenuh. Ketika larutan menjadi jenuh, garam mulai membentuk kristal yang terlihat.
Kristalisasi ini membutuhkan pemahaman yang baik tentang teori fisika, seperti kejenuhan larutan, pengendapan, dan pertumbuhan kristal.
Pengeringan
Setelah kristalisasi, dimana garam masih mengandung sedikit air. Untuk menghilangkan kadar air yang masih terkandung di dalamnya, digunakan metode pengeringan.
Dalam proses ini, konsep fisika terkait dengan pemanasan dan perpindahan panas. Garam di tempatkan di tempat kering dan dipanaskan untuk menghilangkan sisa air.
Pengeringan harus dilakukan dengan hati-hati agar garam tidak terkena panas yang berlebihan, sehingga tidak mengalami dekomposisi atau perubahan sifat fisik.
BACA JUGA:Selain Sinar X -ray kini Fujifilm Dapat Mendeteksi Berbagai Pernyakit
Analisis dan Kontrol Kualitas
Selain proses pembuatan, ilmu fisika juga diterapkan dalam analisis dan pengendalian kualitas garam. Berbagai metode fisika digunakan untuk mengukur karakteristik garam, seperti titik lebur, konduktivitas listrik, dan indeks bias.
Pemahaman tentang prinsip-prinsip fisika ini penting dalam menentukan kualitas garam dan memastikan bahwa garam memenuhi standar yang ditetapkan.
Selain itu, ada beberapa metode lain yang dapat dilakukan yaitu, seperti metode kolam garam dan garam danau. Metode kolam garam adalah metode penguapan yang sering dilakukan dikolam garam yang dirancang khusus.
Air laut dialirkan ke dalam kolam garam dan kemudian di pompa ke kolam-kolam kecil dengan kedalaman yang berbeda.
Pada setiap kolam, air laut diluapkan secara bertahap sehingga garam dapat terkonsentrasi lebih lanjut dan akhirnya mengendap. Sedangkan metode garam danau merupakan garam dari sisa air laut yang mengering seiring waktu kemudian dievaporasi oleh sinar matahari, meninggalkan garam yang mengendap di dasar danau.