14 Bulan Menjabat, Sulpakar Akan “Sulap” Infrastruktur Jalan jadi Mantap

14 Bulan Menjabat, Sulpakar Akan “Sulap”  Infrastruktur Jalan jadi Mantap

Foto: TINJAU LOKASI: Pj. Bupati Mesuji Sulpakar meninjau langsung pelaksaan peningkatan infrastruktur jalan di beberapa titik di wilayah yang dia pimpin, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaatnya.-(Nara J Afkar)-

Terpisah, melalui sambungan ponselnya, Penjabat Bupati Mesuji Sulpakar mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat. Dan perlahan tapi pasti, pembangunan infrastruktur jalan di Mesuji sudah terlihat dan bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Selain pembangunan jalan rigid beton, penimbunan, dan perataan badan jalan juga dilakukan agar masyarakat dapat dengan mudah melalui atau melintasi jalan yang kondisinya hancur pasca-musim hujan.

Seperti kondisi jalan dari arah Kantor Kecamatan Mesuji Timur yang merupakan satu-satunya akses darat menuju lima desa di Kecamatan Mesuji Atas.

"Alhamdulilah alat berat bekerja maksimal untuk melakukan penimbunan dan perataan badan jalan poros yang merupakan satu-satunya akses jalur darat masyarakat Mesuji Timur menuju ke Desa Tirtalaga, Tanjungserayan, Mulyasari, Sumbermakmur, dan Sukamaju, begitupun sebaliknya," ujar Sulpakar. 

Dia memastikan ke depan pihaknya fokus pada peningkatan jalan di Kecamatan Mesuji Atas, yang kontur tanahnya sangat labil. Di mana sebelumnya telah dilakukan penanganan dengan menggunakan batu base.

Namun tetap tidak efektif. Artinya, harus ditingkatkan menjadi rigid beton untuk jalan sepanjang 5 km lebih itu, agar ketika hujan masyarakat tidak lagi kesulitan melintasi jalan tersebut.

BACA JUGA:Sebulan Kabur Usai Gadaikan Mobil Teman Sendiri, Pelaku Akhirnya Ditangkap

"Mengapa lima desa di Mesuji Atas itu harus juga menjadi perhatian, karena di sana merupakan salah satu wilayah penyumbang padi terbesar kedua setelah Kecamatan Rawajitu Utara. Jika kondisi jalannya susah, maka akan sangat membebani para petani yang akan mengangkut hasil panennya. Selama ini mereka terkena biaya pengeluaran untuk ongkos angkut dari areal sawah ke lokasi pabrik yang mahal. Sangat tidak sebanding dengan harga gabah. Itu semua akibat kondisi jalan tidak bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat saat musim hujan tiba,” tandas Sulpakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: