Lingkaran Hedonisme Generasi Z Di Era Digital

Lingkaran Hedonisme Generasi Z Di Era Digital

Foto: Ilustrasi-(Istimewa)-

4. Menginginkan segala sesuatu yang mewah

Gaya hedonisme juga muncul dikalangan remaja yang melakukan aksi pamer kekayaan atau barang yang bersifat mewah. Orang yang memiliki ciri ini terdiri dari dua kategori yaitu pertama, mereka yang memang berasal dari keluarga yang finansialnya baik dan berada dikelas menengah atas, dan kedua mereka yang berasal dari keluarga yang menengah bahkan memiliki finansial buruk tetapi memaksakan diri untuk memenuhi kemauan pribadinya. Hal yang paling ditakutkan ialah ketika remaja tersebut memaksakan kesenangan pribadinya dengan berbagai cara.

5. Membeli makanan dan minuman secara berlebihan

Budaya nongkrong di cafe-cafe mahal untuk kebutuhan sosial media merupakan hal yang terjadi dikalangan remaja. Mereka cenderung membeli makanan dan minuman tanpa melihat berapa biaya yang akan dikeluarkan demi sebuah konten. Kebanyakan dari mereka membeli dengan berlebihan, ketika tidak menyukai makanan dan minuman cenderung untuk membuangya dengan sia-sia.Selain itu kebiasaan yang buruk lainnya seperti membeli makanan dengan tujuan menghilangkan rasa penasaran setelah membeli dan jika tidak menyukainya maka akan membuang, apalagi jika makanan atau minuman tersebut di beli dengan jumlah banyak.

Budaya hedonisme yang melingkari generasi z pastinya menimbulkan dampat buruk. Jika dibiarkan akan membuat generasi muda yang hanya mementingkan kepuasan diri sendiri. Hal ini tentu akan menghancurkan cara berpikir kalangan remaja yang harusnya kritis berubah menjadi egois dan tidak peduli dengan segala bentuk perubahan yang ada. Seorang remaja yang sudah masuk kedalam kehidupan hedonisme akan mengutamkan kesenangannya belaka. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi gaya hidup hedonisme dikalangan remaja:

Mengisi kegiatan yang bermanfaat, hedonisme erat kaitannya dengan melakukan hal yang tidak bermanfaat. Untuk mengurangi hal tersebut ialah dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengikuti kelas diluar sekolah, ekstrakurikuler/organisasi, maupun kegiatan bermanfaat yang ada di lingkungan masyarakat.

Mengubah gaya hidup konsumtif, mulailah membeli barang-barang yang sesuai kebutuhan. Kurangi membeli barang-barang yang tidak bermanfaat atau bahkan tidak akan berguna kedepannya. Ubahlah mindset konsumtif menjadi produktif, pandanglah sesuatu berdasarkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan pertimbangkan juga keuntungan di masa sekarang dan mendatang.

Susun target keuangan pribadi dan mencatat pengeluaran maupun pemasukan, menyusun target keuangan untuk jangka waktu yang panjang atau membiasakan diri untuk menabung adalah salah satu cara yang bisa mengurangi prilaku hedonisme. Jika bingung bagaimana caranya mengatur keuangan, catatlah apa saja yang dibutuhkan dan berapa jumlah pengeluaran dan pemasukan yang ada.

Temukan kebahagiaan pada hal sederhana, kebahagiaan tidak hanya didapatkan dengan kebiasaan foya-foya. Kita perlu merubah mindset tersebut dengan menciptakan kebahagiaan pada hal yang sederhana. Misalnya bercerita dan berkumpul bersama keluarga, jalan-jalan berkeliling danau atau taman bunga, melukis, mendengarkan musik, atau berbagi cerita dengan orang terkasih.

Selektif dalam pertemanan, lingkungan pertemanan juga memiliki pengaruh dalam kehidupan yang menentukan gaya hidup. Ketika bergaul dengan teman yang memiliki gaya hidup hedonisme, bukan tidak mungkin kita akan terpengaruh juga. Maka dari itu, selektif dalam memilih lingkungan pertemanan juga sangat penting dan hindari pergaulan yang mendorong gaya hidup konsumtif dan bermewah-mewahan.

Tentang Penulis : Mila Martina, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Memiliki hobi membaca serta menulis berbagai isu yang terjadi di masyarakat dan aktif di organisasi internal kampus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: