Tim PkM UM Metro Gelar Workshop Pembudayaan Literasi Lokal Berbasis Android

Tim PkM UM Metro Gelar Workshop Pembudayaan Literasi Lokal Berbasis Android

Foto: Bentuk pengabdian UM Metro untuk masyarakat dan sekolah.-(Umi)-

BACA JUGA:RUU ASN Disahkan, Bagaimana Nasib Honorer?

“Saya berharap bapak/ibu guru mengikuti kegiatan dengan baik sampai selesai guna menguatkan kompetensi bapak/ibu dalam pembelajaran sehingga budaya literasi di tercipta di sekolah” ungkap Yudi. 

Kegiatan workshop dilaksanakan selama dua hari, hari pertama 3 pemaparan materi yang disampaikan Dr. Dwi Rahmawati, M.P.d. sebagai pemateri pertama dengan judul Program Pembudayaan Literasi dan Numerasi di Sekolah.

“Dalam kurikulum saat ini literasi dan numerasi menjadi muatan utama dalam assesmen dan kurikulum itu sendiri. Pentingnya pembudayaan literasi dan numerasi di sekolah dapat membantu peserta didik dalam berpikir rasional, sistematis dan kritis untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dalam berbagai konteks serta siap mengahadapi tantangan abad 21,” ungkap Dr. Dwi Rahmawati, M.Pd.

Lebih lanjut, Dr. Dwi Rahmawati, M.P.d menyampaikan bahwa sekolah dapat mengembangkan literasi melalui pembiasaan literasi di sekolah, pembelajaran berbasis literasi di kelas, penyediaan fasilitas maupun kegiatan ekstrakurikuler terkait literasi numerasi.

Sementara Dr. Rahmad Bustanul Anwar, M.Pd., sebagai pemateri kedua menyampaikan materi tentang Pembelajaran terintegrasi Literasi Numerasi.

“Pembelajaran terintegrasi literasi numerasi memberikan dampak positif terwujudnya kecakapan fundamental generasi Indonesia. Oleh karena itu perlu perancangan pembelajaran yang matang. Salah satunya pemilihan model pembelajaran seperti model PjBL atau PBL," ungkap Rahmad.

Selanjutnya, Dr. Rahmad Bustanul Anwar, M.Pd., mengungkapkan bahwa tema yang disajikan bersumber dari berbagai disiplin ilmu, dikaitkan dengan kearifan lokal dan teknologi. 

Dengan demikian kecakapan siswa dalam pemecahan masalah terasah.

Selanjutnya pemateri ketiga disampaikan oleh Umi Hartati, M.Pd., dengan judul materi Mengenal Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran. Kearifan lokal merupakan pandangan hidup suatu Masyarakat di wilayah tertentu mengenai lingkungan alam tempat tinggal mereka. 

“Dalam proses pembelajaran terintegrasi literasi dan numerasi seorang guru dapat memberikan contoh kearifan lokal di lingkungan tempat tinggal peserta didik agar pembelajaran lebih mudah dipahami. Sebagai contoh yaitu tapis Lampung dengan motif lereng-lereng terdapat konsep matematika geometri yaitu bangun datar segitiga, Siger yang merupakan mahkota perlambang adat budaya Lampung yang terdapat gerigi lancip berlekuk sembilan sebagai lambang Sembilan Sungai yang mengalir di Lampung yaitu Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Pengubuan, Way Abung Seram, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang Bawang dan Way Mesuji,” ungkapnya.

Pembelajaran akan lebih menarik jika sumber belajar yang digunakan oleh peserta didik berada di lingkungan dekat dengan mereka dan tidak hanya terpaku pada buku cetak yang ada di perpustakaan sekolah saja.

“Selain Tapis dan Siger Lampung yang merupakan contoh dari kearifan lokal yang berwujud nyata, lagu daerah; pantun; nasihat; cerita rakyat dan kepercayaan juga dapat digunakan sebagai contoh kearifan lokal yang tidak berwujud yang dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik,” imbuhnya.

Hari kedua kegiatan workshop diisi oleh Mustika, M.Kom sebagai pemateri sekaligus pendampingan dalam pembuatan bahan ajar berbasis android. 

Sebelum melakukan pendampingan kepada para guru, pemateri menyampaikan langkah-langkah dalam pembuatan bahan ajar dengan aplikasi android terlebih dahulu. Dalam kegiatan tersebut para guru langsung mempraktekkan bagaimana cara membuat bahan ajar yang nantinya dapat diakses secara digital melalui android.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: