Konservasi Meranti di Taman Nasional Way Kambas, Lampung

Konservasi Meranti di Taman Nasional Way Kambas, Lampung

Foto: Konservasi Meranti di Taman Nasional Way Kambas, Lampung-(Istimewa)-

Taman Nasional Way Kambas di Sumatera adalah harta karun ekologis yang mewakili ekosistem hutan dataran rendah yang kaya dan beragam.

Di dalamnya terdapat tiga jenis pohon utama yang penting yaitu meranti babi, meranti kuyung dan keruing yang menambah kekayaan biologisnya.

Perlindungan dan pemeliharaan taman nasional ini adalah investasi jangka panjang dalam keanekaragaman hayati, budaya dan ekologi.

Investasi ini mencakup konservasi habitat untuk melindungi lingkungan alamiah, seperti penanaman pohon untuk mengurangi emisi karbon.

Dengan menjaga keanekaragaman hayati ini, kita dapat menjaga sumber daya pangan alami, layanan ekosistem seperti air bersih, pengendalian banjir dan membantu dalam mengatasi perubahan iklim, semua manfaat ini mendukung kehidupan manusia.

Meranti adalah tanaman penting dalam hutan hujan tropis Indonesia, baik sebagai sumber kayu bernilai tinggi maupun untuk menjaga lingkungan.

Meranti berperan dalam mengurangi kadar karbon di udara, membantu mengatasi perubahan iklim dan menjadi solusi pemanasan global

Meranti babi (Shorea leprosula) yang merupakan anggota keluarga Dipterocarpaceae, memiliki potensi yang menjanjikan untuk pengembangan masa depan karena memiliki nilai perdagangan tinggi baik di pasar regional maupun internasional. 

Selain itu, pohon ini juga merupakan jenis kayu serbaguna yang cocok digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pembuatan perabot rumah tangga, vinir, kayu lapis, kertas, papan partikel, bahan bangunan, lantai, dinding serta perahu.

Terdapat beberapa jenis meranti di Indonesia dan menghadapi tantangan konservasi yang berbeda. 

Pada tahun 2017, Shorea leprosula dan Shorea curtisii dimasukkan dalam daftar Redlist IUCN dengan status Near Threatened atau mendekati terancam kepunahan dan Least Concern atau kepunahannya beresiko rendah karena penurunan populasi di Sumatra dan Kalimantan. 

Shorea robusta memiliki status Least Concern atau kepunahannya beresiko rendah meskipun tren populasi tidak pasti.

Shorea parvifolia juga memiliki status Least Concern atau kepunahannya beresiko rendah tetapi mengalami penurunan populasi di Sumatera dan Kalimantan.

Diperlukan pemantauan dan tindakan konservasi yang berbeda untuk mengatasi tantangan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: