Ketua MUI Metro Ingatkan Dosen UMKO : Amalkan Etos Kerja Muhammadiyah

Ketua MUI Metro Ingatkan Dosen UMKO : Amalkan Etos Kerja Muhammadiyah

Foto: Terlihat ketua bidang pendidikan dan informasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Metro Dr M Ihsan Dacholfany M.Ed saat menjadi narasumber dalam gelaran Darul Arqom Tingkat Pimpinan yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Kota Bumi (UMKO)-MH Naim-

RADARMETRO – Ketua bidang Pendidikan dan Informasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Metro periode 2020-2025, M Ihsan Dacholfany, kembali mengingatkan dosen Universitas Muhammadiyah Kota Bumi (UMKO) untuk menjadi tenaga pendidik yang memegang teguh lima etos kerja Persyarikatan Muhammadiyah.

Hal itu disampaikan oleh M Ihsan Dacholfany saat menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Darul Arqom Tingkat Pimpinan yang diselenggarakan oleh Universitas Kota Bumi (UMKO) pada 23 Januari hingga 26 Januari 2023.

Pentingnya lima etos kerja yang dimaksud Dacholfany, merupakan upaya menjaga stabilitas pergerakan Persyarikatan Muhammadiyah dari masa ke masa. Sehingga, kader Muhammadiyah yang berprofesi apa pun memiliki kewajiban mengamalkannya.

“Lima etos kerja dulunya merupakan gagasan dari pendiri Persyarikatan Muhammadiyah yakni, KH Ahmad Dahlan. Kemudian diserukan kembali oleh ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk menjadi spirit pergerakan kader-kader Muhammadiyah di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Dacholfany mengungkapkan, lima etos kerja yang harus dimiliki setiap kader Muhammadiyah ialah, pergerakan, ilmu, amaliyah, perubahan, dan kemajuan.

“Yang pertama itu etos pergerakan, etos ini menyemangati untuk bergerak terus dan menyebarkan kebaikan dalam kehidupan,” bebernya.

Kemudian etos ilmu, lanjut Dacholfany, sebagai kader Muhammadiyah diharapkan dapat memanfaatkan waktunya untuk menuntut ilmu untuk bekal di dunia maupun nanti di akhirat. Artinya, etos ilmu Muhammadiyah sebagai landasan belajar sepanjang hayat di mana pun dan kapan pun.

“Kalau etos amaliyah sendiri merupakan tindakan yang menjadi karakter khas dan spirit pendirian semua amal usaha Muhammadiyah, sebagai pusat dakwah amar ma'ruf nahi munkar,” tambahnya.

Kader Muhammadiyah juga diharuskan dalam mengamalkan etos perubahan. Etos ini menurut Dacholfany berbentuk semangat berkelanjutan, nilai visioner, kolaborasi, kolektif-kolegial. 

“Bukan superman tetapi super tim, saling membantu, menguatkan dan mendoakan,” lanjut Dacholfany.

”Yang terakhir itu etos perubahan. Islam sendiri hadir tidak lain adalah untuk memajukan umat manusia. Namun, kemajuan yang serba maju di dalam alam pikiran yang sekuler,” jelanya.

Wakil Rektor IV bidang Kerjasama dan AIK UM Metro itu mengajak kepada seluruh peserta Darul Arqom Pimpinan UMKO untuk menjadi insan yang terus berkarya dan bersikap khoiru ummah, baik di dunia kerja maupun di masyarakat.

“Artinya kita selalu berkarya dengan baik, menjaga optimisme, bisa membedakan halal dan haram dengan baik, memberi teladan yang menginspirasi, selalu bersinergi dan bekerjasama, semangat pengabdian yang tinggi (selalu memberi manfaat), bertindak efektif dan efisien, pembelajar sepanjang hayat dan tolong menolong terhadap sesama serta mendoakan untuk kebaikan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: