Kota Metro Perlu Ambulace Disabilitas, Pemerhati Hingga Dandim 0411/KM Angkat Bicara

Kota Metro Perlu Ambulace Disabilitas, Pemerhati Hingga Dandim 0411/KM Angkat Bicara

Foto: Komandan Kodim (Dandim) 0411/KM Letkol Inf Sihono saat meninjau stan layanan pemeriksaan penyandang disabilitas pada gelaran kolaborasi Kodim 0411/KM bersama Komunitas Disabilitas Lampung di Makodim setempat.-MH Naim-

RADARMETRO – Guna menjalankan terapi rutin sebagai kebutuhan dasar para penyandang disabilitas, pengadaan ambulance gratis untuk antar-jemput diharapkan dapat menjadi solusi dalam peningkatan layanan kesehatan bagi disabilitas di Kota Metro.

Ketua Persatuan Komunitas Disabilitas Kota Metro Yunita Virya menjelaskan, saat ini penyandang disabilitas di Kota Metro lebih dari 200 jiwa. Mereka mengidap keterbatasan khusus, mulai dari cerebral palsy (CP), tuli, down sindrom, autis, tuna grahita, hingga tuna daksa.

“Seluruh Metro ada ratusan, kurang lebih 200 sampai 300 penyandang disabilitas,” ujarnya pada acara Kolaborasi Kodim 0411/KM dan Komunitas Disabilitas Lampung, Minggu (29/1/2023).

Kepada awak media, Yunita terang-terangan mengemukakan keluhan orang tua dalam susah payahnya membesarkan buah hati yang memiliki kebutuhan khusus sebagai penyandang disabilitas.

Menurutnya, beberapa rumah sakit terkemuka di Kota Metro masih kedapatan belum menyediakan pelayanan terbaik untuk pasien disabilitas.

Dalam hak antrean, pasien disabilitas tetap ditempatkan pada nomor antrean pasien umum. Padahal, tegas Yunita, penyandang disabilitas seharusnya mendapatkan pelayanan khusus dan berbeda dengan orang-orang pada umumnya.

“Untuk pelayanan kesehatan, jadi gini lo, anak-anak disabilitas lumayan capek lah ya, jauh-jauh, masih menunggu lagi, pelayanannya itu masih diikuti seperti pelayanan normal,” jelanya.

Lebih jauh, Yunita mengatakan dari ratusan anak berkebutuhan khusus itu berasal dari kalangan menengah ke bawah. Sehingga mereka mengeluhkan pembengkakan biaya dalam menjalani rutinitas terapi.

“Kemudian keluhan mereka adalah, untuk moving mereka dari rumah ke rumah sakit untuk terapi itu mereka kan di jalan sangat sulit di jalannya juga, apalagi mereka membawa kursi roda, mereka perlu armada untuk perjalanan ke rumah sakit juga,” ungkapnya.

Dalam sekali terapi, lanjut Yunita, mereka merogoh kocek hingga ratusan ribu untuk biaya sewa mobil. Penggunaan kendaraan roda empat itu bukan tanpa alasan, guna untuk memudahkan sekaligus memastikan keamanan di jalan raya.

“Ibaratnya mereka kalau mau terapi seminggu tiga kali, mesti sewa mobil, alangkah besarnya biaya mereka,” tambahnya.

BACA JUGA:Tingkatkan Realisasi PBB-P2, BPPRD Metro Hitung Ulang Pemberian Stimulus

Membengkaknya pengeluaran orang tua dalam merawat anak dengan kebutuhan khusus itu pun kini menjadi atensi bagi pemerhati disabilitas di Kota Metro. Ia berharap akan adanya uluran tangan dari pemerintah maupun pihak swasta guna mewujudkan mode transportasi gratis yang dapat digunakan untuk antar-jemput disabilitas jalani terapi sesuai jadwal.

“Makanya itu sangat diperlukannya ambulance untuk membawa para disabilitas untuk terapi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: