Menjadikan Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup: 8 Prinsip Memaknai Al-Quran dalam Kehidupan

Menjadikan Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup: 8 Prinsip Memaknai Al-Quran dalam Kehidupan

Foto: Menjadikan Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup: 8 Prinsip Memaknai Al-Quran dalam Kehidupan-(Andre Hariyanto)-

Nikmati prosesnya, jangan merasa terburu-buru untuk pindah ke ayat berikutnya sebelum ayat yang pertama benar-benar tertanam dalam ingatan.

Namun, pastikan juga tidak menunda-nunda waktu menghafal. Konsisten adalah kuncinya.

3. Menghafal untuk Setia Bersama Al-Quran

Menghafal Al-Quran bukan hanya tentang mengejar khatam, tapi tentang kesetiaan untuk selalu bersama Al-Quran. Jangan memandang hafalan sebagai beban yang harus segera diselesaikan. Al-Quran diturunkan bukan sebagai beban, melainkan sebagai cahaya petunjuk.

4. Senang Dirindukan Ayat

Ketika ada ayat yang sulit dihafal, jangan merasa frustrasi. Justru, mungkin ayat itu sedang ‘merindukan’ kita. Cobalah baca maknanya dan tafsirnya, bisa jadi ayat tersebut adalah jawaban dari pertanyaan hidup yang sedang kita cari.

5. Menghafal Sedikit Demi Sedikit

Nikmati setiap proses menghafal seperti menikmati makanan yang enak. Jangan terlalu sedikit atau terlalu banyak. Hafalkan ayat dengan porsi yang sesuai dengan kemampuan kita, sehingga proses menghafal terasa nikmat.

6. Fokus pada Perbedaan, Perbaiki Persamaan

Dalam menghafal, kita bisa lebih fokus pada ayat-ayat yang berbeda daripada yang sama. Sebagai contoh, jika kita sudah hafal ayat "Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban" dalam surat Ar-Rahman, kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yang ada di surat tersebut.

7. Utamakan Waktu, Bukan Jumlah

Konsistenlah pada waktu yang sudah ditetapkan untuk menghafal, bukan pada jumlah ayat. Anggaplah seperti argo taksi yang tetap berjalan meski dalam kondisi macet atau lancar.

Serahkan waktu yang kita miliki kepada Allah, walaupun hanya satu jam sehari, itu sudah lebih dari cukup.

8. Pastikan Bacaan Bertajwid

Memastikan bacaan kita benar sesuai tajwid sangatlah penting. Cari guru yang dapat membimbing kita, karena kesalahan dalam tajwid yang terus diulang akan sulit diperbaiki di kemudian hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: