Pengaruh Urbanisasi Terhadap Biodiversitas Hewan di Daerah Perkotaan
--
Menurut Supriyadi dkk. (2022), konversi lahan pertanian dan hutan menjadi lahan perkotaan dapat mengurangi keanekaragaman spesies hingga 50%.
Fragmentasi habitat juga menjadi isu krusial, di mana populasi hewan terpisah oleh jalan raya atau bangunan, mengakibatkan kesulitan dalam mencari pasangan dan makanan.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan populasi bahkan kepunahan beberapa spesies lokal.
Selain itu, polusi udara dan suara yang dihasilkan oleh aktivitas perkotaan
berkontribusi terhadap penurunan kualitas habitat.
Penelitian oleh Rani dan Santoso
(2023) menunjukkan bahwa polusi dapat mengganggu perilaku dan reproduksi hewan, yang berdampak langsung pada keberlangsungan hidup mereka.
Contohnya, burung yang sensitif terhadap suara dapat mengubah pola migrasi atau kehilangan kemampuan berkomunikasi, yang penting untuk menarik pasangan.
Urbanisasi juga sering kali diiringi dengan peningkatan suhu yang disebabkan oleh efek pulau panas perkotaan, yang dapat mempengaruhi spesies hewan yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan tersebut (Prabowo, 2024).
Meskipun demikian, terdapat juga beberapa adaptasi yang dapat terjadi pada
hewan di daerah perkotaan.
Beberapa spesies, seperti burung merpati dan tikus, telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang terurbanisasi.
Mereka memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti makanan dari sampah dan tempat berteduh di bangunan.
Namun, dominasi spesies invasif yang sering kali terjadi di daerah perkotaan dapat mengancam spesies asli, menimbulkan persaingan yang tidak sehat untuk sumber daya (Handayani, 2021).
Strategi pengelolaan yang baik dapat membantu memitigasi dampak negatif
urbanisasi terhadap biodiversitas.
Pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan ruang terbuka hijau, taman, dan koridor ekologi dapat membantu menciptakan habitat yang mendukung kehidupan hewan. Program rehabilitasi lahan dan perlindungan terhadap spesies langka juga perlu diprioritaskan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kusuma dan Yulianto (2022), penanaman vegetasi lokal di daerah perkotaan telahterbukti meningkatkan keanekaragaman spesies burung.
Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya biodiversitas dapat mendorong partisipasi
publik dalam pelestarian lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: