Pengaruh Urbanisasi Terhadap Biodiversitas Hewan di Daerah Perkotaan

Pengaruh Urbanisasi Terhadap Biodiversitas Hewan di Daerah Perkotaan

--

Dari perspektif sosial-ekonomi, pengaruh urbanisasi terhadap biodiversitas juga dapat dipandang dari sudut pandang keadilan sosial.

Seringkali, kawasan perkotaan yang terabaikan mengalami lebih banyak penurunan biodiversitas dibandingkan dengan kawasan yang memiliki fasilitas dan perhatian lebih.

Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang adil dalam perencanaan kota, di mana semua lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari keberadaan ruang hijau dan biodiversitas.

Selain itu, Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi sangat penting dalam menciptakan kebijakan yang efektif untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan urban dan pelestarian biodiversitas.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa urbanisasi memiliki dampak yang
signifikan terhadap biodiversitas hewan di daerah perkotaan.

Proses perubahan lingkungan yang cepat sering kali mengakibatkan hilangnya habitat, fragmentasi, dan polusi, yang semuanya berkontribusi pada penurunan populasi spesies.

Meskipun ada beberapa spesies yang dapat beradaptasi, keberlangsungan hidup mereka terancam oleh dominasi spesies invasif dan perubahan iklim.

Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengembangkan strategi pengelolaan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga biodiversitas.

Dengan pendekatan yang holistik, diharapkan dapat tercipta lingkungan perkotaan yang harmonis, di mana manusia dan hewan dapat hidup berdampingan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Statistik Penduduk Perkotaan. Jakarta: BPS.

Handayani, S. (2021). Spesies Invasif dan Dampaknya terhadap Biodiversitas Perkotaan.

Jurnal Ekologi Perkotaan, 5(1), 45-58.
Hidayat, R. (2023). Peran Masyarakat dalam Pelestarian Biodiversitas Perkotaan.

Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(1), 67-79.
Hidayati, R. (2022). Dampak Urbanisasi Terhadap Ekosistem dan Biodiversitas. Jurnal Lingkungan Hidup, 8(2), 145-158.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: