Adaptasi Hewan Mamalia (Monyet ) Terhadap Lingkungan Yang Berubah Akibat Aktivitas Manusia

--
Dalam beberapa kasus, petani menggunakan metode yang merusak, seperti jebakan atau racun, untuk melindungi tanaman mereka dari monyet.
Hal ini tidak hanya mengancam populasi monyet tetapi juga memperburuk hubungan antara manusia dan satwa liar.
Selain perubahan dalam pola makan, aktivitas harian monyet juga berubah akibat interaksi yang lebih sering dengan manusia. Di lingkungan perkotaan, monyet cenderung mengembangkan perilaku yang lebih oportunistik, seperti mencuri makanan dari pasar, warung, atau bahkan rumah-rumah penduduk.
Mereka juga menjadi lebih aktif pada siang hari ketika manusia sedang beraktivitas, berbeda dengan pola aktif harian mereka di hutan yang lebih teratur berdasarkan ketersediaan makanan alami.
Perilaku makan dipengaruhi oleh kondisi habitat, pada habitat yang sudah terganggu perilaku makan monyet ekor panjang bisa saja berubah.
Monyet ekor panjang biasanya mengambil makanan dengan kedua tangannya atau langsung dengan giginya Dalam keadaan tergesa-gesa monyet ekor panjang langsung mengisi kantong pipinya, apabila keadaan sudah tenang dan nyaman, makanan dikeluarkan kembali untuk dikunyah dan ditelan.
Monyet ekor panjang senang menguasai pakan sebanyakbanyaknya walaupun tidak mampu menghabiskannya, hal ini berhubungan dengan keinginan untuk menunjukkan kekuatan terhadap monyet lain yangakan mengakibatkan perkelahian monyet (Chatami dkk, 2024).
3. Adaptasi Sosial dan Struktur Kelompok Monyet adalah hewan sosial dengan struktur kelompok yang kompleks, dan adaptasi sosial juga merupakan salah satu respons terhadap perubahan lingkungan.
Kelompok-kelompok monyet di daerah yang lebih terfragmentasi sering kali lebih kecil dan lebih mobile dibandingkan dengan kelompok yang hidup di hutan-hutan besar.
Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih mudah berpindah-pindah dan mengeksplorasi lingkungan yang baru.
Selain itu, interaksi antarindividu dalam kelompok juga berubah. Di beberapa daerah, monyet yang berinteraksi dengan manusia secara lebih sering menunjukkan tingkat agresi yang lebih tinggi, baik di antara sesama individu maupun terhadap manusia.
Hal ini kemungkinan merupakan respons terhadap peningkatan kompetisi untuk mendapatkan sumber daya yang semakin terbatas. Dalam kondisi alami, kompetisi untuk makanan dan ruang cenderung lebih sedikit karena sumber daya yang melimpah di hutan.
Namun, di lingkungan yang lebih terfragmentasi dan urban, monyet harus bersaing lebih keras untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal.
Perubahan ini dapat memengaruhi kesejahteraan monyet dalam jangka panjang.
Konflik sosial yang lebih intens dalam kelompok dapat menyebabkan stres, yang berimplikasi pada kesehatan individu dan reproduksi kelompok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: