FAI UM Metro Perkenalkan Khutbah Jumat Berbasis Multimedia: Inovasi Dakwah Digital dari Laboratorium ke Mimbar

FAI UM Metro Perkenalkan Khutbah Jumat Berbasis Multimedia: Inovasi Dakwah Digital dari Laboratorium ke Mimbar

Dosen FAI UM Metro, Ustadz Gariyanto, Tampil Khutbah Jum’at Berbasis Multimedia: Inovasi Dakwah Digital dari Laboratorium ke Mimbar--UM Metro

METRO, RADARMETRO.DISWAY.ID — Sebuah pemandangan yang tak biasa hadir di Masjid Ulul Albab (Laboratorium Dakwah) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro pada hari Jumat lalu. Dalam balutan jubah putih dan gaya komunikatif khasnya, Ustadz Dr. Gariyanto, M.Pd.I., dosen FAI yang dikenal progresif dan inspiratif, tampil memimpin khutbah Jumat berbasis multimedia—menggabungkan kekuatan orasi dengan presentasi visual yang menggugah dan informatif.

Khutbah ini bukan sekadar improvisasi personal, melainkan merupakan tindak lanjut langsung dari Program Pengabdian Masyarakat bertajuk “Pelatihan Khutbah Jumat Berbasis Multimedia untuk Mahasiswa FAI” yang telah dilaksanakan beberapa waktu sebelumnya. Program ini dipimpin oleh Dr. Cahaya Khaeroni, M.Pd.I. sebagai ketua, dan melibatkan dua anggota, yaitu Dr. Prabowo Adi Widayat, M.Pd.I. dan Ustadz Gariyanto, M.Pd.I. sendiri—yang kini memperagakan langsung hasil dari pelatihan tersebut di mimbar kampus. 

Program ini lahir dari kegelisahan kolektif akan mulai berkurangnya jumlah da’i muda di lingkungan Muhammadiyah, terutama di kalangan mahasiswa. Meski memiliki basis ideologis dan jaringan kelembagaan yang luas, regenerasi muballigh Muhammadiyah dinilai belum seimbang dengan tantangan zaman.

BACA JUGA:FKIP UM Metro Jalin Kerja Sama Strategis dengan FKIP Universitas Lampung

“Kami melihat ada kekosongan di ruang-ruang dakwah yang seharusnya diisi oleh kader Muhammadiyah sendiri. Maka program ini dirancang sebagai jawaban atas kegelisahan tersebut,” ungkap Cahaya Khaeroni.

Dalam khutbah berjudul “Dakwah Muhammadiyah di Era Digital”, Ustadz Gariyanto memadukan materi klasik dan kontemporer—menyajikan ayat-ayat Al-Qur’an, kutipan hadits, grafik sosial, dan ilustrasi reflektif dalam format slide presentasi. Dibantu oleh mahasiswa FAI, Rahman Aminudin, Semua materi ditampilkan secara terarah melalui proyektor, tanpa mengurangi kekhidmatan khutbah. Jamaah, khususnya mahasiswa, tampak lebih fokus dan memahami pesan dengan lebih mendalam.

“Dakwah hari ini harus cerdas beradaptasi. Kalau kita ingin dakwah tetap menyentuh, maka media penyampaiannya pun harus mengikuti zaman, tanpa menanggalkan ruh dakwah itu sendiri,” ujar Ustadz Gariyanto.

Prabowo Adi Widayat menambahkan bahwa secara fiqih, penggunaan multimedia dalam khutbah tidak menyalahi syariat. “Selama rukun dan syarat khutbah dipenuhi, maka perangkat visual ini hanyalah media bantu. Bukan pengganti, tapi penguat. Ini langkah penting dalam menghadirkan kembali semangat berdakwah di kalangan muda Muhammadiyah,” ujarnya menegaskan.

BACA JUGA:FEB UM Metro Beri Pembekalan kepada Mahasiswa Jelang Pelaksanaan KKN Profesi

Program pelatihan yang mendahului khutbah ini melatih mahasiswa untuk menyusun khutbah yang komunikatif, membuat materi visual, serta menguasai perangkat teknis yang mendukung. Khutbah multimedia Ustadz Gariyanto menjadi role model nyata hasil pelatihan tersebut, sekaligus inspirasi bagi para mahasiswa agar berani tampil dan berdakwah dengan cara yang relevan dan efektif.

Dekan FAI UM Metro, Muhammad Nur, M.Kom.I, mengapresiasi langkah ini sebagai bentuk inovasi dakwah akademik. “Kami percaya dakwah bukan hanya warisan, tapi juga proyek masa depan. Dan itu dimulai dengan keberanian bereksperimen secara syar’i dan strategis seperti ini,” ucapnya.

Dari laboratorium ke mimbar, dari ruang kelas ke ruang ibadah, FAI UM Metro menunjukkan bahwa pembaruan dalam dakwah tidak hanya mungkin, tetapi sudah saatnya dilakukan. Dengan inovasi ini, benih-benih dai muda Muhammadiyah mulai ditanam kembali, dalam tanah yang lebih siap dan dengan alat yang lebih canggih. 

Melalui langkah ini pula, FAI UM Metro menegaskan komitmennya dalam membina dai-dai muda Muhammadiyah yang mumpuni, progresif, dan adaptif terhadap zaman. Dari Masjid Ulul Albab, pesan-pesan keislaman disampaikan dengan cara baru—yang tetap dalam koridor syar’i, tapi lebih segar, kontekstual, dan menggugah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: