Allah SWT mengingatkan:
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.”
(QS. Al-Isra: 36)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap klik, setiap tontonan, setiap reaksi—bukanlah sesuatu yang netral, baik secara moral maupun hukum.
Internet sejatinya hanyalah alat. Ia bisa menjadi sarana ilmu, atau ladang kekacauan. Pilihannya ada pada manusia. Kesadaran adalah benteng terakhir.
Mungkin kita tidak bisa menghentikan algoritma. Namun kita masih bisa mengendalikan diri, berpikir kritis, dan patuh pada hukum. Di situlah peran negara, aparat penegak hukum, dan masyarakat bertemu: menjaga ruang digital agar tetap manusiawi.
Karena pada akhirnya, yang perlu kita takuti bukanlah dunia digital yang semakin canggih, melainkan manusia yang berhenti berpikir dan enggan bertanggung jawab.
Penulis:
Alfa Dera
Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Lampung Tengah