KESAKSIAN DR. AMOROSO KATAMSI DAN PUTRI D.I. PANDJAITAN

Selasa 01-08-2023,13:08 WIB
Reporter : Dirman
Editor : Devi Oktaviansyah

Barangkali, jika waktu itu komunisme berhasil menguasai negeri ini, kita tak akan bisa membaca karya-karya sastra relijius milik Hamka, Taufiq Ismail, dan lain-lain.

Karena, Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) yg dikomandani oleh Pramoedya Ananta Toer, sempat menuding Hamka sebagai plagiator atas novelnya yg berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijk.

Tekanan politik terhadap karya-karya non-komunis dilakukan oleh LEKRA. Hujatan-hujatan terhadap sastrawan anti-LEKRA terus dilakukan.

Penyair Chairil Anwar (pelopor angkatan 45) juga digugat dan dinilai sudah tidak punya arti apa-apa. Bahkan, buku-buku sastra karya sastrawan anti-LEKRA dibakar. 

Ini hanya sebagian, Masih banyak sejarah kebiadaban PKI yang lain di berbagai daerah. Bagaimanapun, kelompok Palu Arit ini telah dua kali melakukan kudeta dengan keji.

Mereka menyembelih para santri, para Kyai, para agamawan, para penjaga NKRI yg menolak paham kiri. Bagikan kabar ini agar generasi saat ini tau bahwa komunis memang bengis.

BACA JUGA:Bang Duk Angkat Bicara Soal Kepastian Hadir di Sepunggur Cup 2023

Dikutip dari: Ayat-Ayat yang Disembelih, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-Aksi PKI.

Penerbit Cordoba, Tahun 2015. Anab Afifi dan Thowaf Zuharon.

Kategori :