Dalam projek penelitian PSNU Pagar Nusa turut didampingi oleh seorang dosen pembimbing bernama Restu Tri Handoyo.
Sementara itu, untuk mendapatkan hasil maksimal, sampel penelitian adalah mereka para pesilat yang tergabung di Rayon UIN Sunan Kalijaga.
"Untuk mendalami nilai-nilai penting dari seni beladiri Pagar Nusa dan menggali pengalaman anggota terkait dengan fenomena kenakalan remaja," ujar salah seorang peneliti, Ahmad Fadlulloh Al Husni.
BACA JUGA:Keren.... Ini Progres Pembangunan Tugu Pena Metro Lampung, Gambarnya Mulai Terlihat
Ahmad mengatakan latar belakang masalah maraknya kenakalan remaja di Indonesia, membuatnya terpacu untuk mencari solusi melalui budaya dan kearifan lokal.
Menurutnya nilai-nilai yang terkandung dalam PSNU Pagar Nusa dapat menjadi solusi penanganan kasus kenakalan remaja di Indonesia.
"Untuk itu penelitian hadir sebagai sarana menggali nilai dan kearifan lokal dalam pencak silat yang mampu mengubah perilaku kenakalan remaja menjadi lebih baik," ungkapnya.
Para peneliti memulai projek penelitiannya tersebut pada Juli 2023 silam dengan melakukan observasi langsung di Rayon UIN Sunan Kalijaga ketika mengadakan latihan rutin setiap minggunya.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap enam anggota Pagar Nusa (PN) yang memiliki pengalaman kenakalan remaja di masa lalu.
BACA JUGA:Matrix Swimming Club Mempersiapkan Atletnya Untuk Dua Event Terakhir di 2023
"Penelitian dilakukan untuk menggali dinamika krisis identitas yang terjadi pada anggota PN, proses internalisasi nilai-nilai PN UIN Sunan Kalijaga, dan transformasi diri yang terjadi pada anggota Pencak Silat Pagar Nusa Rayon UIN Sunan Kalijaga," bebernya.
Dari penelitian tersebut didapati beragam alasan yang mendorong anggota Pagar Nusa mempunyai pengalaman terkait aktivitas kenakalan remaja di masa lalu.
Mulai dari konformitas terhadap teman, eksplorasi pengalaman, ikut-ikutan teman dan bentuk pelarian dari masalah yang sedang mereka hadapi.
Adapun bentuk kenakalan remaja yang dilakukan seperti minum-minuman keras, pemalakan, pembegalan, hingga penyerangan individu yang terorganisir berujung tawuran.
"Kami melihat ada indikasi krisis identitas yang dialami oleh anggota Pagar Nusa Rayon UIN Sunan Kalijaga," imbuhnya.
Foto 3 : Abdulloh Maskum Jauhari, pendiri PSNU Pagar Nusa.-(Istimewa)-