"Untuk konsumen kami memberikan anjuran untuk selalu mencuci bersih bahan pangan, termasuk anggur muscat dengan air mengalir sebelum dikonsumsi," pesannya.
"Selain itu kami menyarankan untuk mengupas kulit anggur sebelum dikonsumsi. Ini untuk meminimalisir potensi kontaminasi," katanya.
BACA JUGA:Warga Serbu Operasi Pasar di Lantai II Pasar Cenderawasih Metro
Diakuinys bahwa pengawasan akan tetap dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mengawasi keamanan pangan di kota setempat.
"Pengawasan ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Metro untuk melindungi kesehatan masyarakat. Kemudian memastikan ketersediaan pangan yang aman dan bergizi," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk selanjutnya DKP3 bersama PMHP dan OKKPD akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BPOM.
Hal tersebut menurutnya dilakukan untuk mendapatkan informasi terkini untuk menjaga keamanan pangan.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan memberikan transparansi informasi kepada masyarakat terhadap hasil pengawasan dan pengujian keamanan pangan.
"Sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya," sambungnya.
Ia menambahkan, mengenai pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai keamanan pangan.
"Baik itu cara memilih, mengolah, dan menyimpan bahan pangan dengan aman," tukasnya.
Diketahui, dunia dikejutkna dengan penemuan anggur Shine Muscat berbahaya di Thailand. Di mana Anggur Shine Muscat ditemukan mengandung zat residu pestisida melebihi ambang batas aman.
Oleh karena pada aawal Oktober 2024, tiga lembaga utama Thailand yaitu Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN), Dewan Keamanan Konsumen Thailand (TCC), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) melakukan pengambilan sampel secara sistematis.
Hasil pengujian pada sebanyak 24 sampel dari 15 lokasi berbeda di Bangkok dan sekitarnya, dengan 9 sampel diantaranya berasal dari China ditemukan hasil yang mengkhawatirkan.
BACA JUGA:Prospek Budidaya Anggur Masih Terbuka Lebar di Pringsewu
Di mana tim peneliti menemukan 50 jenis residu beracun dalam sampel yang diuji, dengan 14 bahan kimia berbahaya melebihi batas aman 0,01 mg/kg. Tak hanya itu, 22 dari residu yang ditemukan bahkan tidak diatur dalam hukum Thailand.