Dari Dana Mengendap ke Mesin Pertumbuhan: Mengubah Tabungan Negara Menjadi Investasi Produktif dan Inklusif

Dari Dana Mengendap ke Mesin Pertumbuhan: Mengubah Tabungan Negara Menjadi Investasi Produktif dan Inklusif

Slamet Tedy Siswoyo, Dosen Universitas Muhammadiyah Metro--Ist

• Kesesuaian proyek dengan tenaga kerja: Tidak semua belanja publik berdampak besar terhadap penciptaan lapangan kerja. Infrastruktur kapital intensif misalnya, atau proyek yang menyerap teknologi tinggi, bisa kurang menyerap tenaga kerja lokal.

• Akuntabilitas dan transparansi: Agar dana publik bisa “bekerja” secara optimal, publik perlu melihat bahwa dana itu benar-benar digunakan untuk proyek yang produktif, dengan pelaporan yang terbuka dan dampak yang terukur.

Solusi: lima langkah konkret

Untuk mengubah tabungan negara yang mengendap menjadi mesin pertumbuhan inklusif, berikut langkah praktis yang bisa dilakukan:

1. Otomatisasi pemindahan dana mengendap. Pemerintah perlu menerapkan mekanisme auto sweep atau aliran otomatis dari rekening kas negara/pemda yang idle ke instrumen produktif: misalnya dana bergulir untuk UMKM, proyek padat karya siap lelang, atau instrumen keuangan yang mendukung investasi lokal. Dengan begitu, dana tidak berdiam lama di rekening.

2. Percepatan siklus belanja publik. Alih-alih menunggu hingga akhir tahun, pemerintah dan daerah harus menyiapkan dokumen tender, AMDAL, desain teknis, dan alur pengadaan sejak awal tahun sehingga proyek bisa mulai berjalan di semester pertama. Proyek kecil menengah dengan padat tenaga kerja sangat cocok untuk ini.

3. Dana bergulir UMKM dan klaster ekonomi lokal. Sebagian dana publik yang mengendap bisa dialihkan ke skema dana bergulir yang menargetkan klaster lokal: pangan, garmen rumahan, pariwisata desa, petrenakan, perikanan. UMKM lokal padat kerja bisa mendapatkan akses pembiayaan yang lebih cepat dan dengan persyaratan yang lebih fleksibel. Ini memperkuat ekosistem ekonomi lokal.

4. Sukuk mikro daerah. Dengan meniru skema sukuk hijau yang memerlukan “use of proceeds” dan pelaporan dampak, pemerintah bisa menciptakan sukuk mikro yang ditujukan untuk proyek-proyek kecil di daerah (irigasi desa, sanitasi, pasar rakyat). Dana publik yang disalurkan menjadi sekuritas ini dapat dipantau transparan: jumlah pekerja, nilai tambah lokal, dampak ekonomi.

5. Transparansi real time lewat dasbor publik. Mahalnya salah satu kunci: publik harus bisa melihat secara real time bagaimana posisi kas negara/pemda, dana yang mengendap, proyek yang didanai, jumlah tenaga kerja yang terserap. Dengan dasbor terbuka, media, masyarakat sipil, dan komunitas lokal bisa ikut mengawasi dan mendorong percepatan.

Kenapa momentumnya sekarang?

Kondisi global dan domestik menunjukkan bahwa kita tidak bisa menunggu terlalu lama untuk bergerak. Dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sudah di angka 4,76% yang merupakan titik terendah sejak krisis 1998 menurut BPS sebagaimana dikutip oleh tirto.id. Ini artinya kesempatan untuk memperkuat pasar kerja terbuka masih besar. Namun, tanpa dorongan belanja publik yang cepat dan produktif, kita bisa kehilangan momentum untuk memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas masyarakat.

Lebih jauh, di tengah perlambatan pertumbuhan global dan tekanan eksternal seperti kenaikan suku bunga internasional, gangguan rantai pasok, atau fluktuasi komoditas mesin fiskal domestik menjadi salah satu penyangga penting. Dana publik yang cepat digunakan untuk proyek nyata bisa menjadi daya ungkit sekaligus bantalan risiko.

Penutup: Uang Publik Harus Bergerak, Sekarang

Kini saatnya kita mengubah paradigma: bukan lagi hanya “menghemat anggaran” atau “menjaga defisit”, tetapi memastikan uang publik bergerak, menciptakan kerja, dan membawa manfaat nyata ke masyarakat.

Setiap rupiah yang mengendap adalah bukan hanya angka di laporan keuangan itu tetapi bisa menjadi satu lapangan pekerjaan, satu kios UMKM yang tumbuh, satu desa yang tertinggal tetapi mulai bergerak. Kita punya data, instrumen kebijakan, dan kapasitas administratif. Tantangannya adalah keberanian dan kemauan untuk melaksanakan dengan sistem yang cepat, akuntabel, dan inklusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: