Tutup Muscab XIV PP Jaksel, HNW Ajak Kader Jadi Teladan Amalkan Pancasila, Selamatkan Bonus Demografi
FOTO: Tutup Muscab XIV PP Jaksel, HNW Ajak Kader Jadi Teladan Amalkan Pancasila, Selamatkan Bonus Demografi-(Istimewa)-
RADARMETRO - Wakil Ketua MPR-RI yang juga Ketua Dewan Pakar PP Jakarta Selatan, Hidayat Nur Wahid, menghadiri dan diminta menutup kegiatan Musyawarah Cabang (Muscab) Pemuda Pancasila XIV Pemuda Pancasila Jakarta Selatan.
HNW sapaan akrabnya turut mengomandokan seruan Pancasila Abadi sebagai slogan Pemuda Pancasila, yang diikuti dengan meriah oleh pimpinan dan ratusan kader PP Jakarta Selatan peserta Muscab.
Dirinya mengajak seluruh kader Pemuda Pancasila untuk menjadi teladan dalam mengupayakan pelaksanaan semua sila dari Pancasila demi tercapainya cita-cita Indonesia Merdeka, juga ikut mengawal agenda bangsa, baik jangka pendek yakni Pemilihan Umum tahun 2024,
Hingga jangka menengah-panjang yakni penyelamatan generasi milenial, generasi Z dan generasi Alpha yang akan bertemu dengan visi Indonesia Emas dan perayaan 100 tahun Indonesia merdeka pada 17 Agustus 2045.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada keluarga besar Pemuda Pancasila Jakarta Selatan yang telah sukses menyelenggarakan Muscab dan menghadirkan beragam program kerja yang positif dan kontributif bagi masa depan generasi muda bangsa Indonesia.
Semoga bang Yedidiah Soerjosoemarno yang terpilih kembali sebagai ketua MPC Jaksel bisa sukses melaksanakan seluruh programnya hingga akhir kepengurusan di tahun 2027 nanti,” disampaikan Hidayat saat sambutan penutupan Muscab XIV PP Jaksel, Sabtu (5/8).
Hidayat mengapresiasi, slogan Pancasila Abadi yang tidak sekedar dikumandangkan, tapi juga harus jadi spirit yang diimplementasikan di antaranya dengan menggunakan istilah Musyawarah dalam agenda regenerasi kepengurusan Pemuda Pancasila.
Musyawarah mufakat merupakan karakter khas kepemimpinan di Indonesia sebagaimana dilembagakan ke dalam sila ke-empat dari Pancasila.
Melalui musyawarah para pendiri Bangsa mencapai titik temu antara unsur nasional kebangsaan dengan unsur nasional keagamaan,
Sehingga bisa sepakat menghadirkan Pancasila yang finalnya sebagaimana disepakati di PPKI pada 18 Agustus 1945.
“Kata “musyawarah” sendiri berasal dari Bahasa Arab, yakni Bahasa alQuran yang disucikan umat Islam, mayoritas mutlak warga Indonesia,
Namun secara terbuka dapat diterima oleh para Bapak Bangsa anggota Panitia 9 maupun PPKI, untuk masuk ke dalam Pancasila.
Ini menunjukkan telah terjalin kolaborasi yang konkret dan kuat antara komunitas nasionalis kebangsaan dengan komunitas nasionalis keagamaan, yang keduanya sama-sama mengedepankan kemaslahatan bangsa dan persatuan nasional,” sambungnya.
BACA JUGA:IGORNAS Mundur dari Pelaksanaan O2SN SD dan SMP Tingkat Provinsi Lampung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: